25 radar bogor

Bima bakal Jadi Musuh Bersama

Walikota Bogor Bima Arya berjanji mengusut pungli di SMAN 1 Kota Bogor (Nelvi/Radar Bogor)

BOGOR-RADAR BOGOR,Bima Arya Sugiarto selayaknya waspada saat menjalani debat publik nanti malam (5/6). Sebagai calon wali kota petahana, dia diprediksi bakal menjadi musuh bersama para calon lainnya.

Pengamat politik Yusfitriadi melihat calon nomor urut tiga itu seperti di atas angin. Menurutnya, Bima sudah tidak terlalu membutuhkan lagi mengikuti forum-forum debat seperti itu. Sebab dalam berbagai momen, citra wali kotanya masih melekat meski saat ini dia sedang nonaktif.

“Debat ini lebih dibutuhkan oleh kandidat lain yang menjadikan Bima Arya musuh bersama,” ujar Yusfitriadi kepada Radar Bogor, kemarin (4/5).Perlu diketahui, pukul 20.00 WIB nanti masyarakat Kota Bogor bisa menyaksikan debat publik yang diselenggarakan KPU dan disiarkan langsung Metro TV. Hadir dalam debat tersebut seluruh pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Bogor. Antara lain, pasangan Achmad Ru’yat-Zaenul Mutaqin, Edgar Suratman-Sefwelly Gynanjar, Bima Arya-Dedie A Rachim, Dadang Danubrata-Sugeng Teguh Santoso.

Pada debat nanti, kata Yus, permasalahan yang harus muncul adalah tata kelola transportasi dan tata kelola kota seperti taman, terminal, parkir, jalan arteri, pasar, perkantoran, hotel serta tempat hiburan.

“Ini saya melihat kebutuhan yang paling substantif masyarakat Kota Bogor, selain memang masih banyak juga masalah substansi berkaitan dengan kesehatan dan pendidikan,” jelasnya.

Yus menegaskan, jika Bima tak mampu mempertanggung­jawabkan dan kandidat lain tidak memiliki solusi apa pun atas permasalahan substansial, masyarakat akan bisa melihat dengan jelas bagaimana menentukan pilihan kepada calon kepala daerahnya untuk membenahi masalah itu. “Jelas, itu bisa memengaruhi perilaku pemilih kelompok menengah karena mereka lebih melihat gagasan,” ujarnya.

Kalau kelompok tradisional, menurut dia, memilih bukan atas nama gagasan, melainkan lebih kepada penggiringan atau mobilisasi. “Kalau di Kota Bogor pemilih menengah lebih dominan daripada pemilih tradisional,” pungkasnya. Baca selengkapnya di Epaper Radar Bogor hari ini(gal/d)