BOGOR-RADAR BOGOR,Pasangan calon (paslon) wali kota dan wakil wali kota Bogor nomor urut 3, Bima Arya-Dedie A Rachim harus berbesar hati tak jadi kampanye akbar.
Musababnya, jadwal yang sebelumnya ditetapkan 6 Mei oleh KPU Kota Bogor di Lapangan Kresna, Kecamatan Bogor Utara, bertepatan dengan helaran budaya.
Bima Arya mengatakan, sebelumnya direncanakan untuk mengganti hari. Namun, paslon lain tidak mengizinkan. Ia pun menghormati keputusan itu untuk menjaga kebersamaan dan ketertiban.
”Tidak ada ganti hari, jadi kami menghormati itu dan memilih tidak kampanye akbar,” ujarnya kepada Radar Bogor usai mengunjungi sesepuh budayawan Kota Bogor, Mama Ageng di Pakujajar Sipatahunan, kemarin (2/5).
Kendati demikian, Bima mengaku untuk memilih tetap bergerilya. Dengan mengetuk pintu warga, berkunjung, bertatap muka dan bersilaturahmi.
Menurutnya, saat ini diperlukan metode-metode kampanye yang lebih menyentuh, edukatif dan meminimalisir kemungkinan terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan.
”Jadi bukan sekadar keriaan, tetapi maknanya yang jauh lebih penting, menurut saya,” katanya.
Kunjungan Bima ke Pakujajar Sipatahunan juga sebagai silaturahmi dan kunjungan balasan. Sebab, beberapa waktu lalu, perwakilan dari Pakujajar Sipatahunan mengunjunginya untuk menyampaikan pelaksanaan kirab pusaka.
”Di Pakujajar Sipatahunan ini, pusatnya seniman dan budayawan muda. Saya ke sini untuk memenuhi undangan dan mendukung sepenuhnya acara itu karena belum pernah ada,” ungkapnya.
Ke depan, pasangan yang akrab disapa Badra ini pun merencanakan membangun gedung pusat kebudayaan dan museum yang satu kompleks dengan Balai Kota.(gal)