TAMANSARI–RADAR BOGOR, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor mencatat, setidaknya ada 700 bencana dalam rentang waktu 2018 ini. Bencana tersebut tidak hanya sebatas longsor maupun banjir. Termasuk kebakaran, rumah roboh, dan angin kencang.
”Kabupaten Bogor termasuk daerah yang memiliki potensi bencana cukup tinggi,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik (Ratik) BPBD Kabupaten Bogor Sumardi.
Sebagai langkah antisipasi penanganan bencana, pihaknya berinisiatif membangun dua unit repeater atau pemancar yang nantinya dimaksimalkan sebagai penyebar informasi. ”Ada dua repeater yang kami pancang. Pertama di Tamansari, tempatnya di Kampung Salak Desa Tamansari; kedua di Pasir Sumbul, Cisarua,” terangnya.
Repeater yang dibangun, lanjut Sumardi, memiliki ketinggian sekitar 45 meter. Sebab, ia menaksir jangkauan area komunikasi repeater di Cisarua bisa tembus hingga wilayah Parahiangan timur seperti Ciamis dan Banjar.
Sementara, repeater di Tamansari jangkauannya bisa sampai Selat Sunda. ”Saya sudah tes dengan rekan di Banten, ternyata sampai ke Krakatau juga,” jelasnya.
Percepatan penyampaian informasi kebencanaan, menurut dia, sangat dibutuhkan untuk wilayah Bogor. Ia menggambarkan, saat bertugas mengevakuasi suatu daerah yang sulit sinyal, di daerah tersebut, ia ingin memberikan informasi keperluan logistik dan pasukan untuk proses evakuasi bencana.
”Tapi saya bingung saat itu mau berkomunikasi bagaimana. Di dalam tidak ada sinyal. Pas keluar baru dapat sinyal. Nah, dengan adanya repeater ini, saya berharap hal-hal seperti itu tidak akan terjadi lagi,” tambahnya.
Dua repeater rencananya akan dimaksimalkan dengan membangun tiang pemancar komunikasi. Yang pertama di area Jalan Tegar Beriman, yang kedua di markas komando BPBD. Dua titik tersebut, kata Sumardi, akan dijadikan stasioner sebagai pusat komando komunikasi bencana.(cr3/c)