25 radar bogor

Waspada Cuaca Ekstrem hingga Senin

DERAS: Hujan sejak dini hari mengguyur sejumlah wilayah di Bogor (Nelvi/Radar Bogor)

JAKARTA–RADAR BOGOR,Kondisi cuaca dalam tiga tahun ke depan diprediksi akan mengalami anomali di beberapa kawasan termasuk Jawa. Badan Metrologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi munculnya bibit siklon tropis di Samudera Hindia sebelah barat daya Sumatera. Siklon tersebut berdampak pada hujan lebat di sejumlah wilayah Indonesia termasuk Jawa Timur.

Humas BMKG Harry T Djatmiko mengungkapkan siklon tropis itu sebenarnya jarang terjadi bila sudah memasuki April. Sehingga fenomena yang dideteksi BMKG itu bisa disebut sebagai anomali suhu muk laut yang bertambah.

Suhu perairan di Indonesia bagian barat lebih hangat dibandingkan dengan di samudera Hindia sebelah timur Afrika. Tanda lainya adalah aliran massa udara basah yang menuju wilayah Indonesia bagian barat dan tengah. ”Boleh dibilang ada anomali suhu muka laut,” ungkap Harry pada Jawa Pos (Grup Radar Bogor), kemarin (28/2).

Kondisi anomali siklon tropis itu cukup berbahaya. Karena dapat menimbulkan genangan dan banjir serta gelombang tinggi. Salah satu contohnya adalah banjir di pulau Bangka. ”Meningkatkan po­ten­si hujan terutama di Jawa bagian barat,” ujar dia.

Meskipun begitu, dampak siklon tersebut berupa hujan deras disertai angin juga diprediksi sampai di Jawa Timur. Daerah lain yang berpotensi serupa adalah Banten, Jambi, Jogjakarta, Kali­man­tan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, dan Papua. Potensi itu akan berlangsung hingga besok (30/4).

Sebelumnya, di beberapa daerah tejadi cuaca ekstrem. Seperti hujan disertai puting beliung di Jogjakarta dan Minahasa serta banjir di Cilegon.

Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal menjelaskan bahwa ada pengaruh dari fenomena gelombang atmosfer tropis atau Madden Julian Oscilation (MJO) yang merambat ke arah timur dari Samudera Hindia ke Samudera Pasifik. MJO memiliki siklus perambatan 30-90 hari. Kondisi itu dapat bertahan pada suatu fase sekitar 3 hingga 10 hari. Imbasnya pada pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah. (jun)