JAKARTA–RADAR BOGOR,Lifter putri Sri Wahyuni Agustiani menunjukkan tren positif setelah melakoni training camp di Padepokan Gajah Lampung selama tiga minggu. Total angkatannya saat ini hampir menyentuh target 205 kg. Harapan meraih emas nomor kelas 48 kg putri di Asian Games 2018 pun bukan tidak mungkin dicapai.
Yuni berhasil mengangkat total beban 200 kg pada tes pelatnas bulanan yang digelar di Lampung. Dengan rincian, snatch 88 kg dan clean and jerk 112 kg. Angkatannya tersebut meningkat 7 kg dari bulan lalu. Yakni, 193 kg dengan snatch 87 kg, celan and jerk 106 kg.
Pelatih angkat besi Supeni memberi acungan jempol kepada anak didiknya tersebut. Dia mengatakan, capaian Yuni saat ini merupakan hasil dari kerja keras dan keseriusan selama latihan. ”Untuk fokus dan konsentrasi, Yuni memang lebih bagus dari pada yang lain,” ucapnya.
Namun, lanjut Peni, raihan Yuni masih belum sempurna. Mengingat, masih kurang 5 kg lagi untuk mencapai target dari Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi dan Binaraga Seluruh Indonesia. Menurut dia, atlet-atletnya masih menjalani proses dan meningkat sesuai harapan.
”Kami lakukan setiap step sesuai rencana latihan untuk puncaknya di Asian Games nanti,” jelasnya.
Raihan cemerlang, Yuni nampaknya tidak diikuti Nurul Akmal, lifter kelas +75 kg. Dia gagal mencatatkan angkatan pada tes bulanan tersebut. Amel -sapaan akrabnya- mengatakan, tidak dalam kondisi yang prima. ”Mungkin badan saya terlalu capek, jadi kurang konsentrasi saat tes angkatan,” terangnya.
Sementara itu, lifter Merah Putih putra Eko Yuli Irawan menunjukkan progress yang signifikan. Dia berhasil mengangkat beban 307 kg dengan rincian snatch 140 kg dan clean and jerk 167 kg. Angkatannya itu meningkat 22 kg dari bulan lalu. Yakni, 285 kg dengan snatch 126 kg, celan and jerk 159 kg.
Eko sedikit demi sedikit menambah porsi latihannya. Mengingat, dirinya masih harus mengembalikan kondisi fisiknya setelah terserang tifus Februari lalu. Tiga hari sebelum tes angkatan, lifter elit kelas 62 kg tersebut sempat mengalami demam. ”Mungkin tubuh saya masih belum kuat dan terlalu capek. Saya minum obat dan mencoba istirahat cukup sebelum tes,” ucapnya.
Eko sadar dengan kondisinya saat ini, tubuhnya masih rentan kambuh. Menjaga serta mengembalikan kondisi fisik seperti semula lebih prioritas daripada mengejar target angkatan. Asupan makan tentu menjadi hal penting.
Peraih medali perak Olimpiade 2016 Rio, Brazil itu kini bisa dikatakan sedang overweight. Berat badannya 69 kg. Idealnya, untuk kelas 62 kg maksimal lifter memiliki berat badan 65 kg. ”Diet tetap saya lakukan. Tapi untuk saat ini tidak terlalu ketat karena kondisi belum stabil. Ya sebulan 1 kg turun,” katanya.(han)