25 radar bogor

Promosikan Kawasan Puncak ke Jeddah

SAMBUT INVESTOR: Dirut Sayaga Wisata Sufriadi Jufri dan Ketua BPPD Kabupaten Bogor, Zainal Syafrudin memaparkan peluang kepada investor dari Timur Tengah di Hotel Green Peak, Rabu (26/4) malam.

Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Bogor membuka pintu investasi bagi investor asal Timur Tengah.

Peluang ini mulai menarik minat para pengusaha dari Yaman dengan mendatangi Dirut Sayaga Wisata dan Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD).

Selain itu, Disbudpar menyiapkan program sosialisasi dan promosi yang menegaskan bahwa kawasan Puncak sebagai kawasan pariwisata positif dan ramah bagi keluarga. “Intinya, penegasan bahwa Puncak itu tidak identik dengan yang dikenal ’kawin kontrak’.

Karena begitu banyak potensi ekonomi bernilai besar dari wisata alam berikut dampak ikutannya,” kata Kepala Disbudpar Kabupaten Bogor Rachmat Surjana.

Pada kesempatan ramah tamah dengan 10 pebisnis dari Republik Yaman tersebut, ia mengemukakan, sosialisasi itu direncanakan pada November mendatang yang diprogramkan oleh Kementerian Pariwisata Indonesia. Sosialisasi dan promosi itu akan dilakukan ke Jeddah, Arab Saudi.

“Kita langsung ke ’jantung’-nya untuk menjelaskan dan meluruskan persepsi yang utuh mengenai kawasan Puncak,” katanya didampingi Minister Counsellor KBRI Sana’a Abdul Mun’im, yang mengantar pebisnis negeri di jazirah Arab, kawasan Timur Tengah, Benua Asia yang berbatasan dengan Oman di sebelah timur dan Arab Saudi di utara.

Rachmat menyebut “persepsi seutuhnya” tentang kawasan Puncak itu diperlukan agar wisatawan mancanegara mendapatkan informasi lebih lengkap. Karena terkesan hanya sisi negatif yang lebih menonjol, seperti “kawin kontrak”, sedangkan sisi positif dan potensi ekonominya tidak dicuatkan.

Ia bahkan mengungkapkan data adanya sirkulasi ekonomi Rp2 miliar per hari di kawasan Puncak dari jasa wisata. “Itu berdasarkan laporan para pebisnis Timur Tengah yang membuka usaha di kawasan Puncak kepada kami di Disbudpar,” tegasnya.

Rincian peredaran uang Rp2 miliar per hari itu adalah akumulasi dari jasa cucian, masakan, transportasi seperti mobil dan ojek, dan jasa wisata lainnya. “Jadi, fakta dan potensi bergulirnya ekonomi yang positif semacam itu malah tidak muncul,” katanya.

Rachmat juga mengemukakan data, pada 2017, dari kunjungan 7,3 wisatawan, sebanyak 300 ribu adalah dari mancanegara. “Dari 300 ribu wisatawan asing itu, sebanyak 90 persen berasal dari Timur Tengah,” tambahnya.

Pihaknya berharap dengan sosialisasi dan promosi dengan memberikan informasi yang lengkap dan utuh itu, akan terus mendongkrak kunjungan wisata di seluruh wilayah Kabupaten Bogor, termasuk Puncak yang secara nyata sudah dikenal. (unt)