25 radar bogor

Kadin Nilai Alur Lelang tak Wajar

BUTUH PERHATIAN: Kadin Kota Bogor Bidang Konstruksi menggelar seminar sehari bertajuk ‘Mengembalikan Usaha Jasa Konstruksi pada Fitrahnya dalam Perspektif Hukum’ di Sahira Butik Hotel, Kamis (22/2).

BOGOR–RADAR BOGOR,Lambannya sejumlah proyek yang masuk tahap lelang, membuat banyak pihak kecewa. Kondisi tersebut dianggap sebagai pangkal bobroknya pembangunan di Kota Hujan.

Kamar Dagang Industri (Kadin) Kota Bogor menyayangkan hal yang selalu berulang setiap tahun.

Wakil Ketua Kadin Kota Bogor Bidang Konstruksi, Agus Lukman memaparkan beberapa proyek yang akhirnya gagal dibangun pada tahun lalu. Seperti proyek pembangunan Masjid Agung dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor. Musababnya, proyek tersebut baru dilelang pertengahan hingga penghujung tahun.

“Keterlambatan waktu musim lelang tahun ini memang miris, karena di daerah lain, seperti Kabupaten Bogor, musim pelelangan sudah dimulai satu bulan lalu. Di Kota Bogor baru tiga,” jelasnya kepada Radar Bogor, kemarin (19/4).

Kondisi saat ini menunjukkan telah terjadi kesalahan teknis dalam pembuatan perencanaan.

Pasalnya, jika memang alasannya belum selesai digarap konsultan, maka hal tersebut adalah kesalahan. “Ini keanehan buat kita. Kalau memang konsultan belum selesai, artinya belanja modal belum siap. Kalau memang dasarnya pembuatan gambar segala macam belum selesai,” tuturnya.

Maka, Agus meminta siapa pun pemimpin Kota Bogor selanjutnya bisa memberikan interval waktu untuk konsultan melakukan kajian.

Idealnya, konsultan mengkaji mulai bulan ketujuh hingga bulan ke-12. Sehingga, anggaran yang diajukan pada awal tahun sudah siap. “Kalau proses ini benar, setelah disahkan perda, lelang bisa Januari. Kalau ditunggu sampai konsultan beres memakan waktu enam bulan, ini berbahaya. Terutama pada pembangunan proyek gedung,” kata Agus.

Menurutnya, untuk membangun gedung, idealnya membutuhkan waktu minimal lima bulan. Untuk itu, memasuki Mei, seharusnya semua proyek pembangunan gedung sudah memasuki tahap pelelangan. “Kalau yang kebinamargaan tidak terlalu masalah. Tapi kalau gedung, di bawah lima bulan, berbahaya. Karena idealnya di atas lima bulan. Kalau tidak, waktu tidak cukup,” bebernya.

Sementara, mengenai jumlah besaran tiga proyek yang sudah memasuki tahap lelang itu, Agus menganggapnya sebuah hal yang wajar. Asal, ketika rampung fasilitas tersebut bisa bermanfaat dan memacu kinerja para birokrat.

Namun, paling penting menurutnya adalah proses lelangnya. Sebab, jika salah menunjuk pemenang akan berdampak pada pe-laksanaannya.

“Yang dikatakan salah dalam pelelangan adalah proses penunjukan pemenangnya, evaluasi dan penilaian pemenang ini yang rawan. Karena ketika itu salah, akan jatuh pada orang yang salah. Seperti Masjid Agung, Jalan R3, kemudian beberapa proyek kecil yang mengalami kegagalan pekerjaan,” sebutnya.

Sebelumnya, meski sudah memasuki bulan keempat, baru tiga proyek Pemkot Bogor yang masuk lelang di Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kota Bogor.

Padahal, pada 2018, paket proyek yang bersumber dari APBD Kota Bogor itu jumlahnya lebih dari 200 paket
.
Kepala Administrasi Pembangunan dan Pengadaan Barang Jasa Sekretariat Daerah Kota Bogor, Rahmat Hidayat menjelaskan bahwa baru tiga proyek yang masuk lelang.

Antara lain, pembangunan jogging track Taman Sempur senilai Rp2,1 miliar, renovasi gedung Bappeda senilai Rp1 miliar, serta pemeliharaan gedung Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bogor senilai Rp600 juta. “Ada sekitar 120 paket konstruksi, lelang baru masuk tiga,” kata Rahmat.(fik/c)