25 radar bogor

Edukasi Kanker Payudara lewat Nobar

BOGOR-RADAR BOGOR,Penyakit kanker payudara masih menjadi momok bagi kaum hawa. Pasalnya, 1 dari 8 wanita di Indonesia berisiko terkena kanker payudara. Maka, momen peringatan Hari Kartini dimanfaatkan Agrianita IPB untuk mengedukasi para anggotanya dari bahaya dan kiat-kiat mendeteksi kanker payudara. Penyampaiannya lewat nonton bareng di XXI Botani Square, kemarin (10/4).

Ketua Agrianita IPB, Neno Arif Satria menjelaskan, kegiatan ini merupakan inovasi baru dalam menyampaikan edukasi. Terbukti, ratusan ibu Agrianita IPB nampak antusias ikut kegiatan, mulai photo booth hingga nonton bareng (nobar) di studio.

“Nobar ini tujuannya untuk edukasi kanker payudara dengan cara yang lebih menyenangkan. Bukan dengan cara konvensional dijelasin di ruang kelas,” jelasnya kepada Radar Bogor usai nobar.

Film yang ditayangkan berjudul Pink Promise yang dibintangi sejumlah selebriti kondang. Film berdurasi hampir dua jam itu menceritakan edukasi tentang kanker payudara.

Neno mengaku ingin memberikan nuansa baru di Agrianita IPB. Pasalnya, edukasi melalui nobar ini baru pertama kali dilakukan. “Sebelumnya belum pernah. Saya ingin memberikan nuansa baru dengan nobar tersebut,” terangnya.

Penanganan penyakit memang menjadi fokus Agrianita IPB kali ini. Pasalnya, selain edukasi kanker payudara, pihaknya juga melakukan pemeriksaan kesehatan untuk ibu-ibu civitas IPB serta masyarakat umum. “Agrianita juga memberikan paket kesehatan gratis untuk 120 pegawai IPB golongan 1 dan 2,” kata Neno.

Kegiatan tersebut juga dihadiri Komunitas Lovepink. Founder Lovepink, Madelina Mutia, mengapresiasi kepedulian Agrianita IPB terhadap kanker payudara. Ia menjelaskan bahwa berdasarkan data WHO, 1 dari 8 wanita berisiko terdiagnosis kanker payudara.

“Fakta lain berbicara bahwa kanker payudara pembunuh wanita nomor satu, keduanya adalah kanker serviks karena sudah ada vaksinnya,” ujarnya.

Makanya, ia merasa senang, karena berkesempatan menginformasikan bahaya kanker payudara serta cara mendeteksinya sejak dini. Penyakit tersebut perlu dipahami sebagian besar wanita, karena menurutnya, mayoritas yang rawat inap di berbagai rumah sakit adalah pasien kanker payudara.

“Kebanyakan mereka yang datang ke rumah sakit dengan kondisi payudaranya yang sudah rusak, sudah terlambat. Padahal, kalau mereka datang lebih dulu, banyak hal yang bisa diselamatkan,” kata Mutia.

Tak hanya wanita, menurut­nya, laki-laki juga berpotensi terkena kanker payudara. Perbandingannya, 1 dibanding 1.000 berisiko kanker. Untuk itu, masyarakat perlu menge­tahui bagaimana cara mende­tek­sinya.

“Paling sering ditemu­kan adalah terasa adanya ben­jo­lan pada payudara. Sering­kali benjolannya tidak terasa sakit. Jadi, dengan kondisi itu sebenarnya harus mulai waspada,” tukasnya.(fik/c)