25 radar bogor

163 Situ DAS Ciliwung Raib

ILUSTRASI: Aliran Sungai Ciliwung yang mengalami kekeringan sejak musim kemarau datang.

CISARUA–RADAR BOGOR, Kerusakan ekologi daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung kerap menyebabkan terjadinya bencana longsor di wilayah hulu (Puncak). Sisa tutupan hutan di kawasan Puncak pada 2016 lalu tersisa sekitar 8,9 persen dari total luas DAS Ciliwung sebesar 38.000 hektare. Bahkan, dalam rentan waktu dari 2000 hingga 2016, kawasan Puncak telah kehilangan hutan seluas 66 kali luas Kebun Raya Bogor.

Hal itu sebagai akibat kegiatan alih fungsi. Kehilangan tutupan hutan juga ditandai dengan berkurangnya situ di DAS Ciliwung dari 218 menjadi 55 situ, artinya ada 163 situ DAS yang hilang.

Berbagai upaya pun dilakukan untuk menyelamatkan ekosistem tersebut. Salah satunya membuat konsorsium penyelamatan Kawasan Puncak melalui Forest Watch Indonesia dan Pusat Pengkajian dan Pengembangan Wilayah (P4W) IPB.

”Sejak 2017 hingga 2018 sekarang ini, konsorsium penyelamatan Kawasan Puncak oleh Forest Watch Indonesia dan P4W IPB mendapatkan dukungan dari Indonesia Climate Changet Trust Fund (ICCTF) dan USAID,” ujar Thomas Oni Veriasa, Manager Program Pemulihan Ekosistem di Hulu DAS Ciliwung.

Hal itu, kata dia, dilakukan untuk mengembangkan program penguatan kolaborasi para pihak dalam mitigasi perubahan iklim di hulu DAS Ciliwung. Program itu berlokasi di Desa Tugu Utara dan Tugu Selatan.

Menurutnya, konsorsium tersebut dianggap berhasil mengembangkan sistem agroforestri kopi sebagai aksi mitigasi perubahan iklim berbasis lahan.

Aplikasi pemantauan hutan puncak, agrowisata berbasis kopi, serta produk–produk kampanye penyelamatan kawasan Puncak, menjadi keluaran dalam program tersebut. Kawasan Puncak sebagai hulu DAS Ciliwung dan Sungai Ciliwung adalah sebuah ecoregion.

Artinya, sebagai kesatuan yang saling terkait dan mempengaruhi antara hulu hingga hilirnya. Sehingga, perlu dikelola secara terpadu melintasi batas–batas administrasi. Kolaborasi berbagai pihak merupakan syarat dari keberhasilan ekologi di kawasan Puncak.

”Oleh karena itu, kami memahami bahwa diperlukan keterlibatan berbagai pihak yang berkepentingan dalam upaya pemulihan ekosistem kawasan Puncak. Agar keberadaan hutan dan berikut fungsi-fungsi pentingnya dapat terjamin keberadaannya,” tukas dia. (dka/c)