25 radar bogor

Serap Aspirasi hingga ke Gang Sempit

SAPA WARGA: Calon petahana Bima Arya saat menyapa warga di Bogor Tengah, Sabtu (17/3)

BOGOR–RADAR BOGOR,Pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Bogor Bima Arya-Dedie Rachim meman­faat­kan kampanye di Kecamatan Bogor Tengah dengan bergerilya bersama runners. Dalam kesempatan itu, Bima bersama puluhan pelari melintasi sejumlah fasilitas publik. Mulai dari pedestrian, pasar, Stasiun Bogor, hingga keluar-masuk gang.

Para runners dan tim bergerilya dengan melintasi Jalan Raya Pajajaran menuju Pintu 3 Kebun Raya Bogor. Para pelari diajak untuk menikmati fasilitas pedestrian seputaran Istana Bogor yang nyaman dan lebar, termasuk etalase Kota Bogor Lawang Salapan.

Kemudian dilanjutkan ke arah Mal BTM, Bojong Neros, Kebon Manggis hingga tembus ke kawasan Paledang. Bima dan rombongan kemudian melintasi jembatan penyeberangan orang (JPO) yang sempat tidak terpakai lalu diaktifkan lagi pada periodenya.

Suami Yane Ardian itu bahkan sempat berbincang dengan warga yang rutin menggunakan jasa angkutan commuterline. Warga berharap agar ada penyempurnaan pada JPO untuk mempermudah akses warga menuju stasiun. Curhatan itu pun ditampung dan akan dijadikan sebagai bahan kajiannya.

”Kawasan Stasiun Bogor menjadi salah satu prioritas kami. Kami akan terus benahi. Termasuk tadi ada usul agar JPO-nya menggunakan eskalator supaya mempermudah akses penumpang ke stasiun. Harus ada koordinasi juga dengan PT KAI,” ujarnya.

Gerilya dengan berlari pun kembali dilanjutkan melewati Jalan Nyi Raja Permas. Di kawasan tersebut terlihat ketertiban dan kebersihannya sudah mulai terjaga.
Kemudian rombongan pelari melintasi kawasan Pasar Anyar.

Menurut dia, pasar tradisional merupakan wahana pertemuan sosial budaya, ekonomi, bagi warga. Dengan pertumbuhan pasar modern saat ini pasar tradisional perlu dukungan dari pemerintah dalam bidang fisik. Karena memiliki peran penting sebagai penggerak roda perekonomian di daerah.

Bima juga akan mendorong pasar-pasar tradisional di Kota Bogor agar mampu berkompetisi. Karena pada pasar tradisional semua pedagang adalah pengusaha. Sehingga dengan makin banyaknya pedagang tentu akan membuka lebar lapa­ngan usaha bagi masya­rakat.

”Maka dari itu, revitali­sasi pasar tradisional menjadi konsen kami.

Di sini nanti tidak hanya Blok F, tapi Blok G juga akan direvitalisasi. Pasar lain juga akan ditata,” jelasnya.

Bima mengaku tak terasa waktu kampanye telah berjalan sekitar satu bulan. Hal itu membuatnya senang lantaran dengan konsep kampanye gerilya, baik berjalan kaki maupun berlari, menemui langsung warga ia bisa langsung mendengar keluhan dan aspirasi.

”Jadi tadi sekitar 7-8 kilometer berlari menyapa warga, masuk ke pelosok, ke gang-gang di Bogor Tengah. Menurut saya ini menye­nang­kan bisa melihat dan men­dengarkan langsung aspirasi warga di saat mereka bangun dan aktivitas pagi,” pungkasnya.(gal/c)