25 radar bogor

Mereka yang Menuai Berkah dari Jembatan Gerendong

DAPAT BERKAH: Warga Rumpin menarik rakit di Sungai Cisadane untuk menyeberangkan para pengguna motor yang tak bisa melintasi Jembatan Gerendong.
DAPAT BERKAH: Warga Rumpin menarik rakit di Sungai Cisadane untuk menyeberangkan para pengguna motor yang tak bisa melintasi Jembatan Gerendong.

RADAR BOGOR-BOGOR,Rusaknya Jembatan Gerendong membawa berkah tersendiri bagi sebagian warga Desa Kampung Sawah, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. Bermodalkan rakit yang biasa digunakan sebagai pengangkut batu dan pasir, warga pun mengangkut sepeda motor menyeberangi Sungai Cisadane. Untuk menyeberang antara Desa Kampung Sawah Kecamatan Rumpin–Desa Putatnutug Kecamatan Ciseeng atau sebaliknya, satu sepeda motor ditarif Rp10 ribu.

Laporan: Fikri Setiawan

Salah satu warga yang terlibat sebagai penjaga rakit, Jejen (38) mengaku baru dua hari melakukan aktivitas tersebut. Meski begitu, Jejen bersama timnya bisa menyeberangkan lebih dari 100 motor sehari. “Bisa sampai seratus. Satu rakit ini maksimal tiga motor tidak boleh lebih,” jelasnya saat ditemui Radar Bogor, kemarin (12/3).

Jejen memang tidak sendiri. Ada empat orang temannya yang memiliki masing-masing peran dalam setiap memberangkatkan motor menggunakan rakit. Jejen bersama dua orang lainnya bertugas membantu keluar masuk motor ke rakit, sedangkan dua teman lainnya bertugas mengantarkan rakit sampai di seberang. “Kami ada dua tim, yang di seberang sama yang di sini. Bagi hasilnya juga masing-masing tim,” terangnya.

Meski bekerja tim, tapi jatah yang diterima dari masing-masing penjaganya berbeda. Seperti Jejen yang bertugas membantu keluar masuk motor dari rakit, hanya mendapat jatah Rp3 ribu per motor. Sedangkan, penjaga yang bertugas mengantar rakit sampai di seberang mendapat jatah lebih besar, yakni Rp7 ribu per motor.

Namun, Jejen enggan memberitahukan berapa penghasilannya dari menyeberangkan ratusan motor di Sungai Cisadane. Yang pasti, aktivitas tersebut dapat menarik keluar dirinya dari rutinitas yang hanya dilakukannya di rumah.

“Biasanya di rumah sama anak. Tapi alhamdulillah sekarang ada aktivitas di luar buat nambah-nambah,” kata Jejen.

Semula ada lima buah rakit yang digunakan Jejen bersama kawanannya untuk menyeberangkan motor melalui Sungai Cisadane. Namun, saking banyaknya motor yang dibawa, satu rakit rusak. Sehingga, kini yang digunakan hanya empat rakit.

Harganya juga cukup mahal. Untuk membuat satu rakit saja membutuhkan biaya sekitar Rp1 juta. Alat berbahan dasar bambu itu bukan milik pribadi Jejen, melainkan milik temannya yang dimanfaatkan secara bersama-sama.

Meski permintaan selalu ada, tapi operasional rakit tersebut dibatasi. Jejen baru mulai beraktivitas sekitar pukul 08.00 WIB hingga magrib. Namun anehnya, ketika malam tiba, beberapa rakit tersebut justru dihamparkan pada bagian Jembatan Gerendong yang sedang diperbaiki, untuk dilintasi motor.

“Kalau malam kan tidak terlalu banyak yang lewat. Ngeri juga kalau menyeberangkan motor di sungai malam-malam,” tuturnya.(/c)