25 radar bogor

Paspor via WA Terapkan Buka Tutup

TETAP RAMAI: Tampak para pemohon paspor menunggu antrean pengajuan berkas untuk pembuatan paspor di Kantor Imigrasi Bogor, kemarin

BOGORRADAR BOGOR, Sejak tujuh bulan lalu diluncurkan,  layanan daftar online pengajuan paspor melalui aplikasi WhatsApp (WA) masih belum berjalan mulus. Terbukti, jumlah antrean pemohon paspor masih terlihat membeludak di Kantor Imigrasi Bogor, kemarin (5/3). Sebagian pemohon paspor mengaku kebingungan akibat sering ditolak ketika mengajukan via WA.

“Iya, saya sudah ditolak terus pas daftar, katanya penuh. Makanya datang ke sini. Tapi, di sini harus lewat aplikasi dan nunggu kosong,” ujar  Wahyuddin (47), salah seorang warga saat antre di kantor imigrasi.

Berbeda dengan Wahyuddin,  pemohon lain, Desti, akhirnya mendapat jadwal ke imigrasi meski harus datang pagi buta. Wanita 26 tahun itu mengurus paspor untuk melanjutkan pendidikan di luar negeri.  Meski pernah dua kali ditolak, akhirnya dia mendapat jadwal.

“Memang rencana pertengahan awal tahun sudah berangkat, tapi persiapannya sudah dari Oktober. Ini baru bisa masuk Februari, jadwalnya sekarang,” akunya.

Terkait penolakan sistem antrean via WA, Kepala Seksi Informasi pada Kantor Imigrasi Kelas I Bogor, Mardianto menjelaskan, terhambatnya proses antrean dikarenakan kapasitas pembuatan dokumen paspor yang terbatas.

Dalam sehari, kantor imigrasi mampu mengeluarkan maksimal kuota 250 hingga 300 paspor. Jumlah itu merupakan kuota cadangan, untuk keperluan penting dan haji sebanyak 70–90 paspor. Dengan proses pengerjaan sesuai kuota tersebut, tiga sampai empat hari kerja.

“Kalau ada yang kurang, kami tambah-tambahkan. Kemampuan maksimal pencetakan paspor sehari berapa. Satu hari itu, maksimal 350 paspor,” katanya kepada Radar Bogor, kemarin.

Jika melebihi kuota, lanjut dia, akan berimbas pada penguluran waktu pengam­bilan. Dia mencontohkan, saat imigrasi mulai membuka pelayanan via WA, pembukaan itu dibatasi waktu, dua pekan atau 10 hari kerja. Jika dirata-ratakan per hari 300 paspor dengan kuota tambahan 70–90, maka total kurang lebih ada 4.000 pengajuan paspor.

Karenanya, melalui aplikasi pendaftaran online ini imigrasi akan menolak pendaftaran saat pendaftar penuh.

“Hal itu untuk menjaga antrean. Jadi selama dua pekan, pendaftaran antrean online ini menerapkan sistem buka tutup,” ujarnya. Artinya, jika dua minggu ke depan pendaftar sudah penuh imigrasi akan segera menutupnya.  Tujuannya, agar bisa mengontrol kuota dan antrean panjang di loket.

“Pernah satu kali kami buka dalam dua minggu, itu sudah tiga bulan penuh. Jadi yang hari ini datang, termasuk pendaftar via WA dan yang antre biasa. Buka tutupnya nanti kami sampaikan. Sekali buka langsung penuh,” ujarnya.

Meski masih banyak dike­luhkan masyarakat, Mardianto meyakini, inovasi daftar paspor via WA mampu menekan antrean. Menurut dia, sebelum ada pendaftaran online, berkas pemohon diterima di loket secara manual. Berkas yang diterima hanya untuk yang menyimpan dari pukul 7.30–10.00 WIB.(don/c)