25 radar bogor

Perlintasan KA Tetap Dibuka

DIJAGA: Petugas pintu perlintasan kereta mengatur arus lalu lintas saat kereta melintas.
DIJAGA: Petugas pintu perlintasan kereta mengatur arus lalu lintas saat kereta melintas.

BOJONGGEDERADAR BOGOR, Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bogor memastikan perlintasan kereta api (KA) di Jalan Perumahan Gaperi, Bojonggede tidak akan ditutup. Hal itu mengingat hasil kesepakatan bersama antara pihak kepolisian, desa setempat,

Dishub Kabupaten Bogor, dan petugas penjaga palang pintu kereta api. Kabid Lalin pada Dishub Kabupaten Bogor Ahmad Wahyu Hidayat mengatakan, pihaknya telah memberikan sejumlah uang sebagai bentuk terima kasih kepada penjaga palang pintu kereta api itu.

”Iya untuk sembilan bulan ke depan, jadi palang pintu kereta api tetap dibuka,” kata dia.

Ahmad melanjutkan, jika palang pintu kereta api tersebut ditutup, maka kepadatan lalu lintas di kawasan Stasiun Bojonggede akan semakin parah.

”Iya kasihan juga masyarakat, kan banyak yang lewat situ,” terangnya.

Lebih lanjut dia mengatakan, pihaknya pun ke depan berencana akan menjadikan petugas penjaga perlintasan KA sebagai pegawai harian lepas (PHL) pada Dishub Kabupaten Bogor.

”Diusahakan ke depannya jadi PHL, tapi ini  bukan janji, tapi akan diusahakan,” terangnya.

Senada, Kapolsek Bojonggede Kompol Agus Koster Sinaga mengatakan, penjaga palang pintu kereta api selama ini tetap menjalankan tugasnya.

”Ya mungkin ada sedikit masalah, tapi mereka tetap melaksanakan tugasnya,” singkatnya.

Seperti telah diketahui, perlintasan KA Gaperi sempat ditutup beberapa kali. Itu akibat aksi protes penjaga perlintasan kereta api yang kecewa karena sudah lebih dari tiga bulan tidak mendapatkan honor seperti yang dijanjikan.

”Jadi sudah ada kesepakatan dapat honor Rp1,5 juta per bulan, ini sudah berjalan beberapa tahun, tetapi tiba-tiba tiga bulan ini sudah tidak dibayar,” kata salah seorang warga, Kosasih.

Dijelaskan Kosasih, aksi itu dilakukan untuk ketiga kalinya. Mereka mengancam tidak membuka jalan hingga honor dibayar.

”Padahal sudah 18 tahun menggunakan plang bambu seperti ini. Tapi KAI tidak mengakui,” katanya.(wil/c)