25 radar bogor

RS di Bogor Dibidik Perusahaan AS

Ilustrasi. S DR H MARZOEKI MAHDI BOGOR (dok.rrsmmbogor.com)

BOGOR–RADAR BOGOR,Peralatan rumah sakit (RS) yang tidak lengkap sering membuat masyarakat memilih berobat ke luar negeri. Untuk itu, perusahaan asal Amerika Serikat, Stern Resource (SR) Group menjajaki kerja sama ke beberapa RS di Kota Bogor. Salah satunya, RS Marzoeki Mahdi (RSMM).

CEO SR Group, Carl E. Bolch, mengatakan bahwa Indonesia merupakan tempat yang tepat untuk berinvestasi. Sebagai perusahaan yang konsen di bidang kesehatan, ia menyayangkan beberapa problem RS di Indonesia yang fasilitasnya belum maksimal. Sehingga, tak jarang masyarakat Indonesia perlu ke negera tetangga, yakni Singapura ataupun Malaysia, hanya untuk berobat.

“Kerja sama yang sedang kami upayakan untuk terwujud, salah satunya dengan RS Marzoeki Mahdi, untuk mewujudkan kualitas pelayanan kesehatan lokal yang baik,” jelasnya saat didampingi oleh CEO lainnya Hartadinata Harianto serta Business Development Manager SR Group, Jeevano Firdaus Tadjoedin di RSMM, kemarin (27/2).

Kota Bogor, kata dia, merupakan salah satu kota yang menjadi bidikan SR Group untuk dijajaki kerja sama di bidang kesehatan. Beberapa hari ke depan, ia akan lanjut berkeliling RS untuk mendapatkan garis besar terkait kebutuhan fasilitas kesehatan di Indonesia.

“Cita-cita besarnya, kami ingin kerja sama dengan 100 fasilitas kesehatan. Agar nantinya, tidak perlu repot-repot ke luar negeri, untuk mendapatkan penanganan medis,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Dirut RSMM, Bambang Eko, mengaku ada beberapa kekurangan di RS yang dipimpinnya. Ia berharap jika kerja sama itu dilanjutkan, ada penyelesaian terkait beberapa kekurangan itu.

“Yang ditawarkan di antaranya bidang sarana prasarana medik, yang memang tidak ada di sini, bisa mereka fasilitasi dengan metode kerja sama,” ungkapnya.

Menurutnya, RSMM pun perlu membangun jaringan informasi teknologi (IT), yang terintegrasi untuk seluruh pelayanan medik di RS. Sebenarnya, menurut dia, banyak yang bisa difasili­tasi, tetapi ada beberapa yang masuk prioritas.

“Tentu dengan seizin Kementerian Kesehatan dan Kementerian Keuangan, dan akan kami laporkan (pertemuan ini). Sebab, RS ini kan milik Kemenkes,” kata Bambang.(fik/c)