25 radar bogor

Mahasiswi IPB Kembangkan Jiwa Kepemimpinan

PROGRAM: Dhia Uthamie Ferza saat berbagi ilmu dengan anak-anak di Taiwan.
PROGRAM: Dhia Uthamie Ferza saat berbagi ilmu dengan anak-anak di Taiwan.

Pengalaman menjadi satu hal yang sangat dicari mahasiswa. Mulai dari mengikuti organisasi, kepanitiaan, hingga pertukaran mahasiswa ke luar negeri. Begitulah yang dilakukan Dhia Uthamie Ferza, mahasiswi Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) Institut Pertanian Bogor (IPB).

Laporan: Rany Puspitasari

Dhia mengikuti program yang diadakan oleh Association Internationale des Etudiants en Sciences Economiques et Commerciales (AIESEC), sebuah organisasi mahasiswa yang berfokus di bidang kepemimpinan. Program yang diikuti yakni Global Volunteer.

Program tersebut menjadi program rutin yang diadakan oleh AIESEC setiap tahun. Tujuannya, meningkatkan kapasitas kepemimpinan bagi para pemuda, khususnya mahasiswa.

Global Volunteer yang diikuti Dhia dilaksanakan di Taiwan selama 30 hari. Terdapat beberapa seleksi untuk bisa menjadi volunteer di Taiwan. Mulai dari membuat akun di website AIESEC International, memilih salah satu project dari Sustainable Development Goals (SDG’s) dan memilih negara tujuan.

Selain itu, ada pula beberapa persyaratan yang harus dipenuhi seperti curriculum vitae (CV), cerita pengalaman terkait project yang dipilih, dan interview langsung dari pihak AIESEC di Taiwan.

“Agar bisa bergabung di Global Volunteer ini, pastinya saya mencocokkan jadwal yang tepat dengan IPB agar tidak bentrok dengan masa ujian maupun perkuliahan,” jelasnya.

Kegiatan yang dilakukan Dhia sangat beragam. Mulai dari mengenalkan tentang kebudayaan Indonesia, menjadi guru bahasa Inggris di salah satu sekolah dasar, dan mengenal Taiwan dengan mengunjungi tempat-tempat wisata di sana.

Selain itu, project yang dipilih oleh Dhia sebagai seorang volunteer adalah poin keempat dari SDG’s, yakni Quality Education. Melalui poin tersebut, Dhia bermaksud untuk membantu anak-anak kecil di Taiwan agar lebih mengenal bahasa Inggris.

“Saya jadi pengajar di sekolah dasar, karena menurut saya, anak-anak di Taiwan masih kurang dalam penguasaan bahasa Inggris. Sebagai seorang volunteer, saya ingin membantu mereka untuk bisa meningkatkan bahasa Inggris agar bisa lebih bersaing lagi di dunia global,” jelasnya.

Selain ingin berbagi ilmu, Dhia juga ingin meningkatkan kemampuan bahasa Inggrisnya. Tak hanya itu, kemampuannya memimpin dan berinteraksi dengan orang asing juga bertambah.

Dalam Global Volunteer tersebut, tidak hanya mahasiswa Indonesia yang menjadi volunteer. Ada juga mahasiswa asal Prancis, Turki, dan Malaysia.

Melalui pengalamannya dalam Global Volunteer tersebut, Dhia mengakui, Taiwan memberinya banyak hal positif. Mulai dari ramahnya warga Taiwan serta tertibnya kehidupan warga di sana. “Selama di Taiwan, saya tinggal bersama dengan keluarga asli Taiwan,” ujarnya.(/c)