25 radar bogor

Berbuah Bayaran yang tak Sedikit

Sejak kecil menjadi yatim, menjadi alasan Usbet untuk terus berusaha menjadi perempuan mandiri. Status yatim juga menjadi cambukan dirinya terus sekolah hingga perguruan tinggi.

Dengan jujur, Usbet mengaku sering merasa iri pada temannya yang masih memiliki keluarga lengkap. Saat mengambil rapor sekolah, Usbet melihat kehangatan keluarga yang mengantar jemput temannya.

Belum lagi serangkaian pertandingan, yang melibatkan para wali murid sebagai penonton, Usbet melihat banyak mata menatap buah hatinya dengan riang. ”Kadang menghayal, andai orang tua saya masih ada pasti akan sangat bangga” tukasnya.

Meski demikian, Usbet tak terus larut dalam kesedihan. Kekurangan keluarga baginya menjadi cambuk untuk terus tegar dan menjadi pribadi yang kuat dan mandiri. ”Saya masih punya adik dan ibu. Itu harus saya syukuri dan membuat saya tak punya alasan bersedih,” kata dia.

Ia bercerita, pengalaman yang menarik dan berkesan manakala menerima hasil keringatnya yang pertama. Meski tak berharap mendapat uang, Usbet tercengang ketika usahanya mendidik anak-anak sekolah tekhnik bermain futsal, berbuah bayaran uang yang tak diduga. ”Saya tidak mau menyebutkan nominal. Tapi saya sangat bersyukur karena tak diduga jumlahnya cukup besar bagi saya,” tuturnya.

Ketika itu juga, Usbet bangga memberikan separuh penghasilannya untuk sang ibu. Dan tak lupa, adiknya, juga diberikan cendera mata sebagai bentuk kecintaannya pada keluarga. ”Ibu sampai nangis saat dikasih uang dari kerja keras saya,” kata Usbet.

Seperti keajaiban, upaya Usbet untuk menyenangkan orang tuanya terus berbuah kesibukan. Saat duduk di semester lima, Usbet diminta mengajar di Akademi Futsal Mania (AFM) yang bermarkas di Karadenan Cibinong.

Di tempat itu, Usbet semakin mapan secara ekonomi dan semakin banyak berkontribusi pada dunia futsal. ”Jadi makin banyak ngajar anak-anak. Terutama sekolah-sekolah swasta di Kabupaten Bogor,” tuturnya.

Karena itu, penghasilan yang didapat saat ini selain untuk membantu orang tua, juga kuliah. Alhasil, hobi yang kini menjadi profesi tersebut dapat membuatnya terus mengenyam pendidikan hingga S1 di Universitas Ibn Khaldun. ”Jangan sampai repotin orang tua kalau kuliah. Jadi ya, bisa bayar kuliah sendiri,” tutur anak pertama dari dua bersaudara ini.

Tak hanya untuk kepentingan pendidikan, uang yang didapat juga disisihkan mengajar anak jalanan di bilangan Jalan Raya Cileungsi, Kabupaten Bogor sebagai aktivitas mengisi kekosongan waktu liburnya.(azi/c)