25 radar bogor

Ratusan Dokter Bahas Penuaan Dini di Bogor

KOMPAK: Berfoto bersama di sela acara BAAMSM di IPB International Convention Center, kemarin (24/2).

BOGOR–Perkembangan dunia kesehatan, mengubah para­digma sehat di masyarakat saat ini adalah untuk menjaga tubuh tetap bugar, segar dan opti­mal dalam semua fase kehidupan seseorang. Salah satunya, terpancar dari keseha­tan kulit dari luar.

Maka dari itu, Perhimpunan Dokter Anti Penuaan, Wellness, Estetik dan Regeneratif indo­nesia (Perdaweri) Jawa Barat bekerja sama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Bogor menggelar ‘Bogor Aes­thetic & Anti Aging Medicin Scientific Meeting (BAAMSM)’ yang kedua kalinya, kemarin (24/2) di IPB International Convention Center.

Menurut Ketua Panitia, dr. Kis­hanty Hardiningtyas, kegiatan seperti ini sebelumnya pernah dilakukan pada 2016. ”Antusias pesertanya sangat baik pada waktu itu, sehingga pada tahun ini diselenggarakan kembali namun dengan me­ngangkat tema yang berbeda, yaitu ‘Growth Developement and Aging’,” bebernya.

Lebih lanjut ia mengatakan, panitia mendatangkan nara­sum­ber yang memliki kom­petensi yang baik untuk mem­bahas tema tersebut kepada 300 peserta yang merupakan dokter umum maupun spesialis yang hadir dari seluruh Indonesia.

”Ada beberapa sesi seminar yang kita sampaikan, sampai dengan tanggal 25 Februari,” tuturnya.

SIMBOLIS: Prosesi gunting pita di awal kegiatan.

Pada hari itu, diisi dengan lima sesi simposium. Sesi pertama, diisi dengan materi mengenai epigenetik, yang diisi oleh tiga orang narasumber diantaranya, dr. Novi Afriani, dr. Amrullah H. Siregar, dan dr. Aris Wibudi.

Sedangkan sesi kedua mem­bahas tentang ‘treatment of younger look’ yang dibahas tuntas oleh dr. Cindiawaty Josito Pujiadi, dr. Adhi Mukti, dan dr. Nenden Lilis Setiasih. Dilanjutkan dengan sesi ketiga tentang cell therapy yang dipaparkan oleh dr. Poengki Dwipoerwanto.

Sesi selanjutnya, membahas botox and filter bersama dr. Almond Wibowo serta materi mengenai aging and body image dipaparkan oleh dr. Michael Triangto, dr. Prianto Djatmiko dam dr. Henriko Sitorus.

Menurut Khishanti, masih banyak narasumber profesional lainnya yang akan memberikan pemaparan hingga hari ini (25/2), sehingga totalnya ada sepuluh sesi simposium.

Banyak pengetahun yang didapatkan peserta untuk dapat memberikan pen­anganan yang baik kepada pasien­nya. Namun, disamping itu hadir 30 peru­sahaan sponsor yang bergerak di bidang anti-aging dan estetika, memamerkan tekno­logi mereka dalam stan-stan yang disediakan panitia.

”Sehingga terselip manfaat lain dari kegiatan ini adalah untuk meningka ekonomi regional, karena ternyata usaha di bidang anti aging dan estetika ini memberikan dampak ekonomi yang sangat baik, selain itu juga berdampak bagi pariwisata di Kota Bogor. Karena peserta yang hadir kan dari seluruh Indonesia,” beber dr. Kishanti.

Untuk menyelenggarakan kegiatan ini, dr. Kishanti tidak sendiri. Ia didampingi bersama sembilan dokter lainnya, yakni dr. Minna Hasniah, dr. Lia Femiliwawati, dr. Irma Rosalina, dr. Rina Damayanti, dr. Evidha­yani, dr. Reny Nilam Sari, dr. Alif Hidayati, dr. Rana Fikania, serta dr.Tuti Rochayati.

Pada hari itu, kegiatan dibuka dengan laporan ketua panitia serta sambutan dari Ketua Perdaweri Jawa Barat dr. Jenni Meilinawaty dan Ketua IDI Kota Bogor dr. Zainal Arifin. Dilanjutkan dengan materi pembuka tentang etika kedokteran oleh dr. Budi Suryadarma.(cr1/c)