25 radar bogor

Mengikuti Demo Bikin Bakpao, Kini Varian Isi Beragam

Foto-foto : Wulan/Radar Bogor KUE BERSEJARAH: Suasana demo masak cara membuat bakpao dalam rangkaian acara Cap Go Meh di Vihara Dhanagun Suryakencana Bogor, kemarin.

Bakpao merupakan makanan tradisional Tionghoa yang namanya diserap dari bahasa Hokkian. Nama bakpao sendiri banyak dituturkan mayoritas orang Tionghoa di Indonesia. Lalu, seperti apa proses pembuatan bakpao yang kini mulai digemari banyak orang Indonesia termasuk warga Bogor, ini?

Selama ini masyarakat menikmati kue bakpao dari toko-toko roti atau penjual keliling. Tak banyak yang tahu cara membuatnya.

Nah, melalui kegiatan bazar akul­turasi busana dan makanan tradisional yang diadakan dalam rang­kaian acara Cap Go Meh, pengelola Vihara Dha­nagun mengadakan demo membuat bakpao, kemarin (23/2).

Liujafra (45), salah satu ahli masak yang juga peserta demo ini serius meracik adonan bakpao. Ribuan mata pengunjung vihara yang sengaja datang, tak membuat Liu grogi.

Sambil sibuk dengan adonan bakpao, Liu bahkan tak sungkan menjawab pertanyaan pengunjung yang terdiri dari beragam suku dan agama ini. ”Sudah terbiasa. Jadi (pertanyaan, red) tidak begitu mengganggu,” jawabnya jelas.

Dari banyak masakan yang bisa dibuat, bakpao menjadi paling ia idolakan. Selain relatif mudah, kuliner jenis roti ini juga sarat sejarah.

Di mana, kata dia, makanan bertekstur lembut ini pertama kali ditemukan tentara bernama Zhuge Liang. Ide bakpao yang mengilhami pria ahli militer di masanya itu, dilatarbelakangi dari cerita takhayul yang berkembang.

”Di wilayah itu ada sungai angker. Nah, kalau mau selamat harus diberikan tumbal kepala manusia. Karena ingin menolak takhayul itu, Zhuge Liang memerint­ahkan tentaranya mengganti pengorbanan (tumbal) tersebut,” kata dia.

Zhuge kemudian memerintahkan prajuritnya memburu binatang. Setelah diolah, binatang itu kemudian dibungkus dengan tepung dan dibentuk menyerupai manusia. Sehingga, terciptalah bakpao isi daging yang populer di Tiongkok dan sekitarnya.

”Kalau sejarah (bakpao, red) masuk ke Indoensia, saya yakin berbarengan dengan konstruksi bangunan diplomasi antara kedua negara sejak dulu,” tutur Liu di sela-sela acara masak.

Seiring perkembangannya, bakpao yang di negeri asalnya dikenal dengan isian daging, mulai divariasikan ketika masuk Indonesia sesuai selera masyarakatnya.

Sehingga, dari satu jenis isi, kini bakpao bisa didapati dengan berbagai varian. Mulai dari kacang hijau, cokelat, stoberi, kacang tanah, daging ayam, daging sapi, dan masih banyak lagi. Bahkan, belakangan bentuk bakpao pun makin beragam dan unik, yang disebut bakpao karakter.

Meski terlihat simpel, membuat bakpao butuh penghayatan untuk memastikan takaran bumbunya. Karenanya, kata Liu, untuk mene­mukan bentuk serupa bakpao dengan rasa unik dan berbeda, dia merasa perlu banyak bereksperimen mem­buat kuliner jenis roti tersebut.

”Kalau hasilnya kurang memuaskan atau tak ada bedanya dengan yang lain, harus saya ulang lagi dengan penam­bahan atau pengurangan komposisi bumbu,” ucapnya.(azi/c)