GUNUNGPUTRI–RADAR BOGOR, Akibat dampak banjir yang begitu hebat di tahun-tahun sebelumnya, pada 5 Maret 2016 beberapa warga membentuk Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas (KP2C).
Komunitas independen yang beranggotakan 17 orang pengurus ini memiliki tujuan utama. Di antaranya, menyebarluaskan informasi berupa data tentang peringatan dini tinggi muka air (TMA) di kedua hulu sungai dan P2C serta memberikan edukasi potensi ancaman banjir kepada masyarakat.
“Dengan informasi ini, warga terdampak bisa mempersiapkan segala halnya, seperti menyelamatkan harta benda dan diri, empat sampai enam jam sebelum air sungai dari hulu sampai di lokasi perumahan,” ujar penasihat KP2C Puarman kepada Radar Bogor, kemarin (22/2).
Ia menerangkan, informasi TMA dibagikan kepada sedikitnya 7.000 anggota KP2C melalui 12 grup WA dan satu Telegram, serta FB dan Twitter dengan 1.000 followers.
Diperkirakan ada sekitar 60.000 lebih warga yang secara tidak langsung menerima informasi TMA dari KP2C melalui anggota KP2C. Dalam kondisi normal, info TMA dikirim petugas KP2C dua kali, pagi dan sore setiap hari sepanjang tahun, baik di musim hujan maupun kemarau.
“Tapi kalau ketinggian air di hulu naik signifikan, khususnya di Sungai Cileungsi, info TMA diberikan setiap setengah jam, bahkan real time saat TMA naik dramatis,” terangnya.
Hal itu dilakukan, sambungnya, untuk menenangkan masyarakat melalui informasi TMA termasuk potensi terjadi atau tidaknya banjir. Warga memang sangat berharap dengan informasi tersebut. Terlebih, mereka berharap bagaimana agar potensi banjir di permukiman mereka bisa diminimalkan.
Di antaranya dengan merealisasikan empat rekomendasi KP2C. “Kami juga ingin agar penanganannya dilakukan secara permanen dan komprehensif, tidak sepenggal-sepenggal,” tegas pria yang juga pendiri KP2C ini.
Sementara itu, Ketua KP2C Verry Hendrawan menambahkan, dukungan berupa donasi para anggota KP2C saat ini mampu memberikan honorarium bulanan kepada petugas pantau di Cileungsi, Cikeas, dan Cibongas yang merupakan titik pantau terbaru dan masih dalam analisa KP2C.
Selain itu, juga menambah jalinan tali asih kepada beberapa relawan lainnya, termasuk perangkat kerja seperti sepatu bot, senter, hingga jas hujan.(rp2/c)