25 radar bogor

Dadang Janjikan Rumah Sakit tanpa Kelas

Dadang Iskandar Danubrata bersama Sugeng Teguh Santoso mendaftar sebagai pasangan calon walikota dan wakil wali kota Bogor ke KPU

BOGOR–RADAR BOGOR, Calon wali kota Bogor Dadang Danubrata menggagas rencana rumah sakit tanpa kelas. Hal ini dimaksudkan untuk meno­long orang miskin mendapat pelayanan yang sama di rumah sakit.

Hal itu berkaca pada ba­nyaknya keluhan warga yang yang tidak bisa menda­pat pelayanan kese­hatan karena kondisi ruang kelas III di rumah sakit yang penuh.

”Sehat adalah hak dasar setiap orang dan rumah sakit harus memberikan pela­yanan terbaik kepada setiap orang tanpa meman­dang status sosialnya. Karena itu, saya memiliki target untuk membangun RSUD tanpa kelas di Kota Bogor,” ujarnya di sela-sela kampanyenya di Gang Kosasih Kelurahan Cikaret, Kecamatan Bogor Selatan, kemarin (19/2).

Gagasan tersebut dikemu­kakan Dadang sebagai ren­cana aksi dari program kese­hatan pasangan Dadang Danubrata- Sugeng Teguh Santoso, yaitu mewujudkan kualitas hidup masyarakat Kota Bogor yang lebih maju dan sejahtera.

Selama ini, Dadang meli­hat pelayanan rumah sakit dibagi dalam kelas. Ada kelas III, kelas II, dan kelas I. Meski menurutnya setiap penyakit yang diderita setiap orang tidak mengenal kelas. Bahwa sakit batuknya orang miskin dan orang kaya sama saja. Sakit jantungnya orang miskin dan orang kaya juga sama, tidak ada beda menurutnya.

Perbedaan kelas tersebut berimbas pada penanganan layanan kesehatan terhadap pasien. Pasien tidak mampu tentu umumnya akan ditem­patkan di kelas paling ba­wah, dengan standar laya­nan dan obat yang berbeda dari kelas II dan kelas I. Hal terse­but, menu­rutnya, belum menunjukkan rasa kea­dilan di bidang kese­hatan.

”Apalagi saat ini keter­sediaan ruangan kelas III di Kota Bogor masih sangat terbatas. Makanya saya ingin pelajari lagi, masih adakah tanah pemkot yang bisa dibangun (rumah sakit tanpa kelas, red),” bebernya.

Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bogor tersebut juga akan menempatkan ambu­lans yang memiliki fasilitas kelengkapan medis yang mumpuni. Sehingga ketika ada warga yang membu­tuhkan layanan tersebut su­dah tersedia. ”Belajar dari daerah lain ambulans sudah lengkap, stanby 24 jam dan ada di semua kecamatan. Minimal bisa mengurangi tingkat kematian ibu mela­hir­kan,” ucapnya. (ded/c)