25 radar bogor

Memutus Rantai Perilaku Korupsi

AZIS ZULKHAIRIL/RADAR BANDUNG BERSAMA: Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad diapit oleh seluruh narasumber berfoto bersama usai pembukaan acara.
AZIS ZULKHAIRIL/RADAR BANDUNG
BERSAMA: Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Abraham Samad diapit oleh seluruh narasumber berfoto bersama usai pembukaan acara.

BANDUNG–RADAR BOGOR,Ketua KPK Periode 2011-2015, Abraham Samad mengisi road show perdananya di kampus Universitas Negeri Islam (UIN) Gunung Djati, Kota Bandung, Senin (12/2). Dalam sambutannya, Abraham menekankan pentingnya pendidikan karakter dalam mewujudkan manusia Indonesia yang berintegritas.

Seminar bertajuk “Spirit of Indonesia” ini dihadiri pula oleh Komisi IX DPR RI, Dede Yusuf, CEO PT Pindad, Silmy Karim, CEO Kami Indonesia, Muhammmad Asri Anas dan beberapa civitas akademik UIN Sunan Gunung Djati.

Menurut Abraham, penting­nya menanamkan pendidikan karakter di usia muda mampu membunuh rantai korupsi di masa depan. Sebab, jika korupsi sudah tidak dapat dihindari generasi selanjutnya maka kondisi itu mampu menghancurkan sebuah peradaban. “Tidak perlu senjata, tidak perlu bom paling ampuh, cukup dengan korupsi sebuah peradaban akan hancur,” terang dia.

“Tidak mudah untuk membentuk sebuah generasi emas, yang terpenting bisa menjauhkan mereka dari perilaku korupsi,” jelas Abraham yang dikenal sebagai sosok pejuang antikorupsi ini.

Dia menyampaikan, perilaku-perilaku korupsi di sekitar mampu memengaruhi generasi milenial, karena generasi saat ini lebih banyak yang meniru lingkungan di sekitarnya, terutama sikap curang seperti menyontek dan menitipkan absensi seperti yang dilakukan oleh banyak mahasiswa sekarang.

“Jika generasi sekarang masih melakukan hal tersebut, itu ciri-ciri kehancuran sebuah peradaban,” ujarnya.

Abraham menilai, korupsi adalah genosida peradaban dan penghancuran sebuah generasi. Hanya ada dua motif seseorang melakukan tindak korupsi, pertama sistem yang buruk dan yang ke dua moralitas yang korup.

“Oleh karena itu, tata kelola sistem harus kita benahi dari tingkat pusat, sampai provinsi, kabupaten dan generasi muda harus kita perkuat ahlaknya,” sambungnya.

Dengan adanya pendidikan yang berintregritas dikatakan, sambung Abraham, ini dapat menjadikan bekal penting genenerasi milenial, dan harus sudah diberikan pada masa kanak-kanak sampai mahasiswa.

“Jika sudah diberikan pendidikan yang berkarakter, maka kelak mereka lulus akan menjauhi perilaku-perilaku korup,” ujarnya.

Masih di tempat yang sama, CEO Kami Indonesia, Muhammmad Asri Anas menyampaikan dengan adanya road show pertama di kampus UIN Sunan Gunung Djati, Anas berharap pada hari-hari berikutnya akan menyebar ke kampus lain seluruh Indonesia dengan lancar.(cr3)