25 radar bogor

Semarak Menyambut Imlek 2018, 50 Rupang Mandi Kembang

wulan/PKL /radar bogor SAMBUT IMLEK: Warga Tionghoa Kota Bogor kemarin membersihkan rupang di Vihara Dhanagun, menyambut Imlek 2018 yang jatuh pada Jumat (16/2) mendatang.PKL

Rentetan ritual jelang Tahun Baru imlek dimulai. Kemarin (11/2), warga Tionghoa di Vihara Dhanagun memandikan rupang atau patung dewa-dewi. Pengurus vihara juga terus berbenah dan membersihkan altar jelang Imlek yang jatuh pada Jumat (16/2) mendatang.

SEDARI pagi kemarin, warga Tionghoa berdatangan ke Vihara Dhanagun, di bilangan Suryakencana, Kota Bogor. Setelah merapatkan sejenak, satu per satu mulai bergerak menyiapkan alat-alat bebersih seperti kuas-kuas kecil, handuk kecil dan air dalam ember-ember yang juga berukuran kecil. Tanpa komando lagi, mereka mulai mengambil rupang atau patung dewa-dewi dari altar dan membersihkannya, perlahan dan teliti.

Ketua Yayasan Vihara Dhanagun, Frankie Sibald mengatakan, kegiatan memandikan rupang rutin dilakukan setiap tahun. Ritual itu dilakukan setelah tanggal 24 penanggalan lunar, atau sepekan sebelum Imlek.

“Dalam waktu tiga hari biasanya diberikan kesempatan untuk bersih-bersih altar dan rupang. Hal ini dilakukan agar saat Imlek vihara dalam keadaan bersih,” ujar Frankie di Vihara Dhanagun, Kecamatan Bogor Tengah, sore kemarin.

Dia menjelaskan, ada sekitar 50 rupang yang dimandikan. Warga Tionghoa percaya, ritual mandi rupang dilakukan saat seluruh roh patung dalam keadaan kosong, dengan cara membasuh patung dengan air yang dicampur bunga mawar, melati, gading dan minyak cendana.

“Patung yang dibersihkan adalah patung Hok Tek Tjeng Sin, Kwan Im Po Sat, dan Kwan Seng Tek Kun dari ruang utama. Sementara dari ruang naga hijau yakni patung Tee Tjung Ong Pho dan dari ruang macan putih ada patung How Ciong Kun dan Kong Tek Tjun Ong. Mereka diang­gap sebagai dewa dan dewi ber­kedudukan tinggi,” jelasnya.

Fankie menambahkan, sebe­lum melakukan ritual, umat Tri­­dharma diwajibkan untuk melakukan sembahyang dan me­nyucikan diri. Sebab, menurut kepercayaan umat Tridharma, di dalam patung tersebut diyakini ber­semayam roh dewa-dewi yang sangat suci. Tetapi men­jelang perayaan Imlek, roh para dewa-dewi mening­galkan patung.

“Pada saat itulah waktu yang tepat untuk membersihkannya. Sembahyang yang dilakukan sebelum pembersihan bertujuan memohon berkah keselamatan. Sementara sembahyang setelah selesai pembersihan, untuk mem­beritahukan bahwa pem­bersihan sudah selesai,” imbuhnya.(fik/c)