25 radar bogor

Jadilah Jurnalis Mandiri 

Arifal Radar Bogor DISKUSI PUBLIK: Para pembicara diskusi publik memperingati Hari Pers Nasional (HPN) 2018 di salah satu rumah makan bilangan Kecamatan Kemang, kemarin.
Arifal Radar Bogor
DISKUSI PUBLIK: Para pembicara diskusi publik memperingati Hari Pers Nasional (HPN) 2018 di salah satu rumah makan bilangan Kecamatan Kemang, kemarin.
KEMANG–RADAR BOGOR, Memperingati Hari Pers Nasional (HPN) 2018, Forum Wartawan Harian Bogor Utara (FWHBU) mengisinya dengan diskusi publik. Ada satu tema yang menggelitik bagi para peserta talk show.  Yakni, pasang surut bisnis media di era milenial.
Persaingan ketat membuat para jurnalis harus mampu menjadi seorang jurnalis indi­vidual dan jurnalis korporasi sekaligus. Hal itu dipaparkan praktisi media, Wong E Swandana. Menurutnya, bisnis media kian beragam. Mereka beradu inovasi untuk menda­patkan perhatian publik.
Setiap harinya, ribuan media baru muncul dengan konten dan produk mereka masing-masing. Namun, dalam sehari pula ribuan bisnis media gulung tikar karena kalah bersaing.
Hal inilah yang menghantui para jurnalis saat ini. Terlebih, mereka yang terlalu asyik men­jalani profesi sebagai jurnalis korporasi, tanpa menyadari fungsinya sebagai individu.
“Saat ini persaingan bisnis me­dia sangat ketat. Sehari bisa ribuan media baru muncul dan tengge­lam. Ketika jurnalis hanya menja­di jurnalis korporaasi, habis­lah mereka ketika media mere­ka gulung tikar,” ujarnya di salah sa­tu rumah makan di Ke­ca­matan Kemang, kemarin.
Untuk itu,  pria yang pernah menjadi pemimpin redaksi termuda di sebuah perusahan media nasional itu mengata­kan, para pekerja media juga harus menjadikan dirinya sebagai jurnalis individual.
“Tujuan­nya agar bisa terus berkarya dan mampu bertahan,” tutur pria yang rajin melun­curkan bu­ku dengan konsep self publishing itu.(all/c)