CIBINONG–RADAR BOGOR, Rencana penambahan cabor dan nomor pertandingan di Porda XIII Jawa Barat 2018, masih menjadi pro dan kontra. Bahkan, Ketua kontingen Porda Kabupaten Bogor, Didi Kurnia, masih harus mengkaji terlebih dahulu.
Artinya, apakah penambahan cabor ini siap bagi kontingen dan menguntungkan, atau malah merugikan. “Sepanjang menjadi kesiapan kontingen tidak masalah. Tapi, kalau penambahan itu malah mengurangi medali dan tidak menguntungkan, kami tidak setuju,” katanya kepada Radar Bogor, seusai rapat kerja tim kontingen di DPKAD Kabupaten Bogor, belum lama ini.
Ia mencontohkan, salah satu cabor dimasukkan ke dalam Porda, sementara Kabupaten Bogor tidak memiliki atletnya. Ini jelas akan mengurangi raihan medali. “Berarti yang diuntungkan daerah lain. Tidak mendapat medali apa-apa,” imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, impian Kabupaten Bogor meraih juara umum di Porda XIII Jawa Barat 2018, terancam hilang. Itu setelah usulan penambahan cabang olahraga dan nomor pertandingan di Porda kembali digulirkan.
Kabarnya, cabor baru yang diusulkan, di antaranya softball, arung jeram, dan barongsai. Hanya saja, usulan ini masih harus dibahas di Panitia Besar (PB) Porda.
Tokoh olahraga Kabupaten Bogor, Yadi Mulyadi, dengan tegas menolak adanya penambahan cabor. Menurut-nya, dengan penambahan cabor target Kabupaten Bogor meraih juara umum akan tertutup.
Sebab, penambahan ini dipastikan akan memperluas penyebaran medali. Saat ini, cabor yang sudah ditetapkan PB Porda adalah 57. Selain mempersempit peluang juara umum, penambahan cabor dan nomor pertandingan ini akan mengurangi anggaran untuk cabor yang sudah ada.
“Sudah pasti ada penambahan anggaran, dan mungkin saja berimbas kepada cabor yang sudah ada,” ujarnya.
Masalah lainnya, lanjut dia, soal raihan medali. Menurut dirtek PPLPD Kabupaten Bogor ini, raihan medali akan sulit diprediksi. Sebab, cabor baru belum tentu kualitas atlet terdeteksi.(dkw)