25 radar bogor

Tak Ada Figur Dominan di Jabar

Bandung-RADAR BOGOR, Provinsi Jawa Barat menjadi wilayah pemilihan kepala daerah (pilkada) yang sulit untuk diprediksi. Sebab, di daerah tersebut ada empat pasangan kandidat yang memiliki kekuatan yang seimbang.

”Ridwan Kamil dari hasil survei menempati posisi teratas, tapi itu kan survei sebelum para kandidat mendaftar ke KPU,” ujar pengamat politik Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing.

Menurut dia, figur tiga pasang kandidat yang lain kini bersaing ketat. Tidak ada pa­sangan yang dominan. Ini akan me­nuntut mesin politik harus ekstrakeras untuk memperkenalkan kandidat kepada masyarakat.

”Sosok Dedi Mulyadi, Ridwal Kamil dan Deddy Mizwar sama-sama kuat. Mereka dikenal masyarakat Jawa Barat. Jadi, figur tidak dominan untuk Jawa Barat,” ungkapnya.

Akan tetapi, munculnya pasangan TB Hasanuddin-Anton Charliyan dari PDIP, dikatakan dia patut dipertimbangkan. Karena figur TB Hasanuddin sudah beberapa kali menang dan menjabat di DPR RI dari Dapil Jawa Barat. ”Kalau bicara figur, keempat kandidat ini sama-sama putra daerah,” ucapnya.

Awalnya, Emrus menganggap karakteristik pemilih Jabar masih mempertimbangkan figur yang populer. Karena pada pemilihan sebelumnya figur artis yang terpilih. ”Saat ini berbeda, karena empat pasangan dikenal masyarakat,” ujarnya.

Dia mengatakan, empat kandidat tersebut harus menjual program kepada masyarakat. Yakni, program yang terukur dan mampu menjawab masalah-masalah di Jabar. Karena, masyarakat di Jawa Barat, seperti Bekasi, Depok dan Bogor sudah sangat pluralisme. ”Jadi, program yang rasional menjadi kunci kemenangan para kandidat,” tegasnya.

Lebih jauh dia mengatakan, mesin politik pengusung empat pasangan calon di Pilkada Jawa Barat memiliki pendukung yang militansi. Seperti pendukung PDIP dan PKS. Oleh karena itu, keempat pasangan memiliki kekuatan yang seimbang.

”Untuk merebut Jawa Barat harus dengan program yang terukur, tidak hanya konsep-konsep abstrak saja,” tandasnya. (dil/ded)