CIBINONG–RADAR BOGOR, Pemerintah, tampaknya, masih mengalami kesulitan dalam membendung hoax atau berita bohong yang saat ini banyak beredar di tengah masyarakat.
Meski sudah banyak melakukan mengantisipasi, Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Pusat, Helmy Hafid mengatakan, masih ada yang harus dibenahi secara menyeluruh agar semua berjalan secara maksimal.
“Sebenarnya, ada konten-konten untuk membendung itu dan kita berkali-kali menjelaskan bahwa sudah banyak konten hoax yang ditutup. Misalnya, terkait terorisme atau isu agama, itu langsung diblokir,” kata Helmy kepada wartawan usai menghadiri acara Forum Perangkat Daerah Tahun 2018 di kantor Diskominfo Kabupaten Bogor, kemarin (8/2).
Lebih lanjut ia mengatakan, pemblokiran konten inti (besar) masih harus dibenahi. Peran serta media sosial saat ini pun menjadi persoalan yang harus disikapi.
Dalam hal ini, Diskominfo pun menjadi sorotan karena memiliki kewenangan untuk menyeimbangkan para pengguna media sosial terlebih di zaman yang serba canggih ini.
“Apa yang dilakukan Kementerian Kominfo itu sudah banyak, cuma yang kelihatan itu seperti memblok. Hanya saja, kewajiban kami tidak sampai aplikasi. Dan ini menjadi hal yang harus dibenahi,” tuturnya.
Sekretaris Diskominfo Kabupaten Bogor, Kardenal mengaku, dalam mengantisipasi hoax pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui radio dan media cetak.
“Media sosial itu bagaikan dua mata pisau yang berbahaya. Ketika tidak pandai menggunakan kontennya maka hancurlah. Jangan sampai, jari lebih cepat bertindak daripada pikiran kita,” tandasnya.(wil/c)