GUNUNGPUTRI–RADAR BOGOR,Ratusan wali murid SDN 05 Gunungputri mengontrog sekolah anak-anak mereka di Jalan Bina Marga No 9, Desa Gunungputri Kecamatan Gunungputri, kemarin (7/2).
Hal itu dilatar-belakangi dugaan pungutan liar (pungli) yang dilakukan oleh pihak sekolah bersama komite sekolah. Uang tersebut bahkan diduga telah mencapai miliaran rupiah.
Salah seorang wali murid kelas 3, Sembiring, mengatakan ada beberapa pungutan yang diminta pihak sekolah. Di antaranya, iuran komputer sebesar Rp15 ribu per bulan, pungutan taekwondo Rp35 ribu per bulan, dan iuran futsal Rp50 ribu per bulan.
“Ada sekitar 900 anak yang harus membayar iuran komputer, yang ikut les komputer mulai kelas tiga hingga enam dari 18 kelas, taekwondo ada sekitar 50 anak, dan futsal 50 anak, semuanya harus dibayar setiap bulannya,” ujarnya kepada Radar Bogor.
Tak hanya itu, Sembiring juga mengungkapkan ada pungutan dalam kegiatan lainnya. Seperti tari dan drumband. Namun, yang lebih besar adalah pungutan terhadap peserta didik baru.
“Besarnya itu Rp500 ribu per anak, digunakan untuk membeli kipas angin dan pagar,” katanya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Kristian. Ia mengatakan, pungutan mencapai miliaran tidak boleh dibiarkan. Sebab, jika dihitung Rp800 ribu dikalikan 1.200 siswa maka ada anggaran sekitar Rp1 miliar per tahunnya.
Itu pun belum termasuk dana alokasi khusus lainnya. “Mereka juga tidak bisa menunjukkan LPJ-nya, pun ketika ditanya selalu berkilah. Kami minta kepada pihak terkait untuk mengusut tuntas pungli dan pemakaian uang BOS yang tidak transparan!” jelasnya.
Sementara itu, Kepala SDN 05 Gunungputri Pepi Liana mengaku tidak mengetahui adanya pungli yang dimaksud para wali murid di sekolahnya. “Saya tidak tahu adanya pungutan ini, saya baru menjabat PLT kepala sekolah di sini,” ujarnya.(rp2/c)