25 radar bogor

Ayo Jadi Entrepreneur, Berapa pun Usia Anda

Gambaran umum tentang rintisan usaha yang sukses dengan gagasan dan ide cemerlang biasanya dikaitkan dengan upaya anak-anak muda usia 20-an tahun atau 30-an tahun.

Misalnya, bagaimana dulu Bill Gates merintis Microsoft atau Jeff Bezos membangun Amazon. Di Indonesia, contohnya Nabiel Makarim yang mengembangkan Go-Jek, dan sejumlah generasi baru lainnya, di antaranya yang membangun Bukalapak.com.

Cara pandang semacam itu –stereotyping, menganggap hanya anak-anak muda saja yang bisa merintis usaha baru dengan sukses– tentunya merugikan bagi diri kita sendiri dalam memahami dinamika bisnis.

Kenyataannya, banyak orang sukses membangun bisnis justru setelah usia 50-an atau bahkan 60-an tahun. Dulu Bob Sadino mulai merintis usaha dengan jualan telur ke para ekspatriat di Jakarta sudah bukan muda lagi, sebelum akhirnya menjadi pengusaha besar pemilik, antara lain, Kem-Chick dan Kem Food yang terkenal itu.

Ada juga seorang relasi dan pernah jadi tetangga, yang usianya jauh di atas saya, mulai usaha sendiri saat sudah berumur 54 tahun dan kini memiliki toko besi yang cukup besar di Selatan Jakarta. Kami para tetangganya memanggil beliau Engkong, karena paling senior di antara kami.

Contoh lain dari Amerika, misalnya Paul Tasner, yang memutuskan merintis jadi entrepreneur di usia 64 tahun, setelah diminta pensiun dari posisinya sebagai direktur di Method Products, pembuat sabun dan pembersih rumah tangga ramah lingkungan.

Menyadari akan mustahil bekerja lagi dalam posisi senior di korporasi, Paul Tasner memutuskan jadi entrepreneur, mengembangkan passion-nya. “To make difference for people and the planet,” katanya. Tujuan usahanya adalah memberikan kontribusi agar masyarakat luas ikut menjaga lingkungan hidup.

Bermitra dengan Elena Olivari, seorang arsitek yang juga menaruh perhatian pada sustainability, Paul Tasner membangun PulpWork Inc. Perusahaan ini dirancang untuk mengolah bekas bungkus belanjaan dan limbah pertanian menjadi kemasan bagi kalangan industri consumer goods. Teknologi yang digunakan sama dengan untuk membuat karton kemasan telur.

Setelah berjuang mengumpulkan modal dan mengubah business model-nya, Pulpworks Inc. mulai menghasilkan produk kemasan ramah lingkungan yang warna-warni untuk consumer goods. Saat itu usia Paul Tasner, sebagai CEO PulpWorks Inc., yang dikategorikan sebagai start up, sudah 66 tahun. Belakangan omzetnya telah tumbuh di atas US$ 1 juta.

Transformasi diri yang dilakukan oleh Paul Tasner, dari karyawan (dengan jabatan sebagai direktur) menjadi entrepreneur pada usia di atas 60 tahun, membuktikan bahwa umur bukan halangan bagi siapa pun untuk merintis usaha dan sukses. Cerita Bob Sadino dan Mr.

Engkong mantan tetangga saya yang kemudian sukses membangun toko besi, menegaskan hal itu. Kesamaan dari mereka adalah rendah hati untuk terus belajar, bagaimana mengelola usaha dengan sebaik-baiknya.

(www.nextstageconsulting.co.id, untuk konsultasi silakan kontak 085280538449).