CIBINONG–Orang tua wajib waspada jika anak mengalami gejala mirip penyakit campak, ruam merah di sekujur tubuh disertai demam tinggi berhari-hari. Sebab, gejala tersebut merupakan salah satu gejala penyakit langka mematikan yang menyerang sistem jantung dan pembuluh darah, yaitu penyakit atau virus kawasaki yang kerap menyerang anak-anak.
Soal ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor pun bergerak cepat. Sekretaris Dinkes Erwin Suriana pun mengimbau setiap orang tua, khususnya yang memiliki bayi, selalu menjaga kebersihan lingkungan dan memberikan ASI eksklusif pada bayi.
Menurut dia, langkah ini sangat penting untuk melakukan antisipasi pada bayi agar tidak sampai terkena penyakit kawasaki tersebut. Virus jenis baru ini, sambung Erwin, menyerang bayi di atas usia lima bulan dan gejalanya menyerupai demam berdarah.
”Sampai saat ini, belum ada laporan balita di Kabupaten Bogor terkena virus kawasaki. Jika memang ditemukan tentunya bakal dilakukan upaya rehabilitasi. Tetap saja yang utama kebersihan lingkungan dan pemberian ASI eksklusif pada bayi,” imbuhnya.
Pentingnya menjaga lingkungan, kata dia, juga memberikan ASI eksklusif, sebagai upaya pencegahan virus kawasaki karena obat utama untuk penangkal virus ini tergolong supermahal.
Obat tersebut bernama Immune Globulin Injection, jenis Gamunex, yang harganya mencapai Rp9,5 juta untuk 50 ml atau satu botol. ”Saya kira harus ada kebijakan dari pusat dalam hal penyedian obat penangkal virus kawasaki guna mencarikan solusinya,” tukasnya.
Terpisah, Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit( P2P) Dinkes Kabupaten Bogor Agus Fauzi mengatakan, virus kawasaki biasanya menyerang anak-anak usia di atas lima bulan. Namun, orang dewasa juga bisa terkena virus ini.
”Untuk di Kabupaten Bogor hingga kini belum ada laporan adanya balita yang terjangkit virus Kawasaki,” katanya.
Agus melanjutkan, agar anak-anak tidak rentan terkena difteri, ataupun virus lainnya salah satunya virus kawasaki, imunisasi menjadi salah satu langkah pencegahan yang saat ini dinilai efektif.
”Guna mengantisipasi penyebaran virus, kami memberikan pelayanan vaksinasi DPT (difteri, pertusis, tetanus) serta DT (difteri tetanus) pada bayi dan anak sekolah rutin dilaksanakan tiap tahun di posyandu, puskesmas dan rumah sakit,” tandas Agus.(wil/c)