25 radar bogor

SMP IT Ummul Quro Kirim 55 Siswa Kemping di Malaysia

SEMANGAT: Siswa SMP IT Ummul Quro semangat mengikuti kemping di Bumi Perkemahan Pramuka Cibubur sebelum bertolak ke Malaysia.

BOGOR–Kegiatan berkemah selalu menyenangkan bagi anak-anak. Terlebih lagi untuk mengisi liburan sekolah mereka, karena banyak manfaat yang bisa diperoleh.

Di antaranya menum­buhkan kebera­nian, melatih kemandirian dan disiplin, melatih anak untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan baru, mengajarkan anak menga­hadapi tantangan dan menyelesaikan masalah, menumbuhkan semangat gotong royong dan musyawarah, serta melatih mengendalikan emosi dan ego yang berlebihan.

SMP IT Ummul Quro pun tidak mau melewatkan manfaat dari berkemah tersebut. Pada liburan sekolah lalu, 8-15 Desember 2017, sebanyak 55 siswanya diberangkatkan ke Malaysia untuk mengikuti kegiatan perkemahan internasional yang bernama PRINT 2017.

Menurut salah seorang pembina Pramuka SMP IT Ummul Quro Julkarnain, kegiatan tersebut diikuti 452 siswa dari Indonesia yang merupakan peserta terbanyak. Menurutnya, siswa juga sangat antusias mengikuti kegiatan ini.

Terdapat beberapa agenda pada PRINT 2017 yang diikuti Indonesia, Malaysia, dan Thailand tersebut. Namun sebelum kegiatan dilakukan, Julkarnain menyebutkan, siswa dari Indonesia yang akan berangkat ke Malaysia berkumpul dan berkemah bersama di Cibubur, lalu tanggal 10 mulai berangkat di Malaysia.

”Di sana mereka mengikuti be­berapa kegiatan kepramukaan, seperti wisata sains, perlombaan-perlombaan permain, serta me­nam­pilkan kebudayaan masing-ma­sing negara,” jelasnya.

Menurut Julkarnain, keikutsertaan siswanya dalam setiap PRINT 2017 adalah untuk dapat menjalin persaudaraan tanpa dibatasi karena perbedaan negara. “Karena muslim itu bersaudara dengan siapa pun dan di mana pun mereka berada,” tambahnya.

Pembina Pramuka lainnya, Ita menambahkan, siswa yang ikut juga mendapatkan pengalaman berharga selama di sana. Mereka belajar beradaptasi dengan perserta dari negaranya sendiri bahkan negara lain.

”Kami juga beradapatasi dengan kebiasaan makan yang berbeda dengan Indonesia. Setiap pagi kami selalu disuguhkan nasi lemak (uduk), dan kami tidak terbiasa dengan itu.Tapi lama-kelamaan bisa beradaptasi juga,” bebernya.

Sementara salah seorang siswa SMP IT Ummul Quro, Sabina Ayu Putri Saraswati mengaku sangat antusias mengikuti setiap kegiatan. Terlebih saat permainan berkelompok dicampur peserta dari negara lain.

”Awalnya kami kesulitan berkomu­nikasi, apalagi dengan peserta dari Thailand, karena kebanyakan dari mereka tidak bisa menggunakan bahasa Melayu dan Inggris. Sehingga akhirnya kami menggunakan bahasa isyarat, tapi sangat menye­nangkan,” tuturnya.

Selain mendapatkan teman dari negara lain, siswa lainnya, Fathan Zhafiri mengaku mendapatkan banyak teman dari negara sendiri. ”Karena dari Indonesia sendiri, banyak peserta yang ikut, dari berbagai pulau, sehingga sangat senang bisa kenal dengan mereka,” akunya.(cr1/c)