25 radar bogor

Bus Premium Harus Punya Jalur Khusus

SEPI PEMINAT: Bus Premium terpakir di pool Damri Botani Square dam menunggu penumpang. Bus yang diluncurkan Oktober lalu itu masih sepi peminat.

BOGOR–Operasional bus premium Transjabodetabek terbilang sepi peminat. Hal tersebut bukan semata-mata sosialisasinya tidak merata. Tetapi, ada faktor lain.

Sejak diresmikan Oktober 2017 lalu, bus jurusan Bogor–Jakarta itu belum memiliki jalur khusus. Artinya, waktu tempuh dengan kendaraan pribadi akan relatif sama.

Pengamat transportasi, Djoko Setijowarno mengatakan, jangka waktu yang ditempuh bus Transjabodetabek dari rute pool Damri Botani Square–Senayan Jakarta akan sama dengan ditempuh menggunakan mobil pribadi. Malah, akan relatif lebih lama lantaran harus berhenti di beberapa halte.

Kondisi itu jelas membuat masyarakat pikir-pikir kembali untuk beralih dari mobil pribadi ke bus premium. Untuk itu, menurut Djoko, sangat diperlukan jalur khusus sepanjang rute yang dilalui layaknya busway.

“Rencananya kan mau kasih jalur khusus. Kalau itu dijalan­kan, tentunya waktu tempuh akan lebih singkat. Kalau meng­gunakan jalur biasa, sama saja. Akan sia-sia kalau penum­pangnya tidak ada. Mubazir jadinya,” jelasnya kepada Radar Bogor, kemarin (5/2).

Rencana tersebut hingga kini belum berjalan, sebab prosesnya tidak mudah. Harus terlebih dahulu melakukan koordinasi dengan pihak-pihak pengelola jalan tol. Tak hanya itu, untuk memberlakukan jalur khusus juga perlu ada koordinasi dengan pemerintah daerah.

“Kalau operator itu gampang. Tinggal dihitung ganti ruginya karena jalannya dikosongkan. Yang paling sulit itu, kepala daerah tidak paham-paham angkutan umum sampai sekarang,” paparnya.

Problem lainnya, kata dia, lahan parkir kendaraan pribadi yang masih minim di kawasan Baranang­siang. Sebab, masyarakat peng­guna kenda­raan pribadi akan cenderung menggunakan kendaraannya dari rumah sebelum beralih ke bus pre­mium.

Djoko pun menganggap angkot di Kota Bogor belum bisa diandalkan. “Kalau kereta kan ada (tempat khusus parkir kendaraan pribadi), dijamin rapi,” kata Djoko.

Sementara itu, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Bambang Prihartono mengakui bahwa hingga kini pemberlakuan jalur khusus untuk bus premium masih berproses. Ia menargetkan pemberlakuannya bisa mulai paling lambat bulan depan.

“Segera akan dikerjakan Jasamarga. Targetnya, paling lambat bulan depan,” ujarnya ketika dikonfirmasi.

Seperti diberitakan sebelumnya, setelah diluncurkan Oktober 2017 lalu, nasib bus premium seolah terlupakan. Niatan untuk memecah mobilitas kendaraan pribadi terbilang belum sukses. Sebab, jika dirata-ratakan setiap keberangkatan bus jurusan Bogor–Jakarta itu hanya mengangkut sebanyak 11 penumpang.

Berdasarkan data Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor, selama Desember 2017, dalam sehari keberangkatan dari pool Damri Botani Square ke Senayan Jakarta, bus premium mengangkut 539 penumpang yang terbagi menjadi empat keberangkatan. Keberangkatan pertama pukul 05.00 WIB, kedua 5.30 WIB, ketiga 06.00 WIB, serta keempat 06.30 WIB.

Setiap keberangkatan penumpangnya fluktuatif. Bahkan dari data tersebut, salah satu keberangkatan ada yang hanya dengan memberangkatkan satu penumpang. Sedangkan paling banyak 19 penumpang. Tapi, jika dirata-ratakan penumpangnya hanya sebanyak 11 penumpang dalam sekali keberangkatan.(fik/c)