25 radar bogor

Ultimatum Kelompok Anti-Airlangga

SERIUS: Aburizal Bakrie (kanan) saat bersama Airlangga (kedua kanan).

JAKARTA-Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie (Ical) mem­beberkan masih ada beberapa kelompok di internal partai yang tak puas dengan kepengu­rusan baru di bawah Ketua Umum Airlangga Hartarto.

Kelompok itu, kata Ical, bahkan menemui mantan-mantan ketua umum Golkar, termasuk dirinya. ”Saya miris ada satu kelompok yang tidak puas pada kepengurusan Partai Golkar saat ini, dan kelompok itu mencoba menemui mantan ketua umum,” ucap Ical di kediaman Airlangga di Jl. Widya Chandra III, Jakarta Selatan, akhir pekan kemarin.

Namun, Ical tidak mau membocorkan siapa yang tak suka dengan kepenguru­san baru Airlangga. Dia mengklaim telah menya­rankan kepada kelompok itu untuk tidak roadshow ke para mantan ketum Golkar. ”Saya sampaikan kepada mereka untuk menemui ketua umum, bukan mantan ketua umum untuk menyam­paikan keluh kesah,” tutur Ical.

Tak hanya itu, Ical mengaku sudah meminta agar kelompok-kelompok tersebut tidak memecah belah Partai Golkar. ”Saya minta semua yang hadir di sini berbicara kepada mereka untuk tidak mencoba memecah belah Golkar. Karena momen politik ini sebentar lagi, ini penting karena kalau kita semua bersatu kita bisa menang,” demikian Ical.

Sementara itu, Badan Advokasi Partai Golkar sangat menyayangkan ada kader beringin yang kembali terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Terlebih, di saat Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto mencanangkan tagline Golkar sebagai partai bersih, bebas KKN. Sabtu (3/2), Ketua DPD Golkar Provinsi Jatim, Nyono Suharli Wihandoko yang juga bupati Jombang ditangkap atas dugaan menerima sejumlah uang terkait proyek di lingkungan pemerintahan Kabupaten Jombang.

”Kader Golkar yang menjabat di eksekutif dan legislatif baik DPR, DPRD I dan II sebaiknya menjaga betul tagline Golkar bersih yang dicanangkan oleh ketua umum Partai Golkar.

Keputusan ketum harus diresapi bukan hanya sekadar jargon saja, apalagi 2018 ini merupakan tahun politik,” tegas Wakil Ketua Badan Advokasi Partai Golkar, Muslim Jaya Butar-butar dalam keterangannya, Minggu (4/2).(rmol)