25 radar bogor

Crane Runtuh, Empat Meninggal

ROBOH LAGI: Crane proyek double-double track (DDT) Mang­garai–Jatinegara, di Jalan Matraman, Ja­karta Timur, ambruk. Empat pekerja tewas akibat insiden itu.
ROBOH LAGI: Crane proyek double-double track (DDT) Mang­garai–Jatinegara, di Jalan Matraman, Ja­karta Timur, ambruk. Empat pekerja tewas akibat insiden itu. (dok. Indopos)

JAKARTA–Ambisi pemerintah menyele­saikan sekian banyak proyek infrastruktur belum dibarengi standar keselamatan kerja yang memadai. Kemarin (4/2), crane proyek double-double track (DDT) Mang­garai–Jatinegara, di Jalan Matraman, Ja­karta Timur, ambruk. Empat pekerja tewas akibat insiden itu.

Kecelakaan kerja itu menjadi kejadian ke-13 dalam enam bulan terakhir. Jika diakumulasi, dela­pan nyawa melayang dalam serang­kaian peristiwa itu.

Ketua Umum Asosiasi Ahli Keselamatan dan Kesehatan Konstruksi Indonesia (A2K4I) Lazuardi Nurdin mengatakan, rentetan kecelakaan dalam proyek infrastruktur itu harus ditangani dengan serius. Harus diteliti apa penyebabnya. ”Proses pekerjaan seperti ini jika tidak diketahui penyebab dasarnya, akan terus berulang,” kata Lazuardi.

Lebih penting lagi, hasil analisis tersebut harus dirilis. Supaya kontraktor lain tahu apa yang menjadi masalah dan bisa mencegah agar hal tersebut tidak terjadi. ”Selama ini, hasil investigasi dari kegagalan konstruksi yang terjadi tidak pernah dibeberkan secara terbuka,” papar anggota Komite Keselamatan Konstruksi (KKK) yang baru dibentuk Kemen­terian PUPR itu.

Peristiwa nahas itu terjadi pada sekitar pukul lima pagi. Saat itu, menjelang pergantian shift malam dengan pagi. Seperti halnya proyek infrastruktur lain, proyek DDT itu dikerjakan 24 jam nonstop. Pekerja dibagi menjadi tiga shift. Baca selengkapnya di Epaper Radar Bogor hari ini