25 radar bogor

Apa Kabar Bus Premium?

Hari pertama uji coba bus Transjabodetabek Bogor-Jakarta sepi penumpang. (FOTO BAWAH) DI tengah kemacetan ibukota, bus premium dari Jakarta menuju Bogor mendapat pengawalan.nelvi/ radar bogor

BOGOR–Setelah diluncurkan Oktober 2017 lalu, nasib bus premium seolah terlupakan. Niatan untuk memecah mobilitas kendaraan pribadi pun terbilang belum sukses. Sebab, jika dirata-ratakan, setiap keberangkatan bus jurusan Bogor–Jakarta itu hanya mengangkut sebanyak 11 penumpang.

Berdasarkan data Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor, selama Desember 2017, dalam sehari keberangkatan dari pool Damri Botani Square ke Senayan Jakarta, bus premium mengangkut 539 penumpang yang terbagi menjadi empat keberangkatan. Keberangkatan pertama pukul 05.00 WIB, kedua pukul 05.30 WIB, ketiga pukul 06.00 WIB, serta keempat pukul 06.30 WIB.

Setiap keberangkatan pe­numpangnya fluktuatif. Bahkan dari data tersebut, salah satu keberangkatan ada yang hanya mem­berangkatkan satu penumpang. Sedangkan paling banyak 19 penumpang. Tapi jika dirata-ratakan, hanya sekitar 11 orang dalam sekali keberangkatan. Begitu pula dengan jurusan sebaliknya. Selama Desember 2017, ada 553 penumpang yang diangkut dari Senayan Jakarta menuju pool Damri Botani Square.

Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan Kota Bogor, Jimmy Hutapea menyayangkan statistik penumpang bus premium yang tingkat fluktuatifnya terbilang drastis. Hal itu membuat keberadaan bus belum sesuai harapan.

“Paling tinggi 17 (penumpang) paling sedikit tiga. Belum sesuai harapan. Padahal, kita berharap jauh lebih besar dari angka itu,” jelasnya kepada Radar Bogor.


Ia nampaknya pesimistis menjalankan misi Pemerintah Kota Bogor yang semula ingin memecah kepadatan ken­daraan pribadi yang keluar masuk Kota Bogor. Sebab, tujuan awal bus premium untuk mengarahkan masyarakat agar mau menggunakan moda transportasi umum ke Jakarta selain menggunakan mobil pribadi atau kereta rel listrik.

“Memang, secara umum kita inginnya ada perpindahan moda, yang selama ini masih menggunakan kendaraan pribadi. Dengan adanya lajur khusus ini kendaraan pribadi akan berkurang di jalanan kota,” paparnya.

Terpisah, Wali Kota Bogor Bima Arya mengaku belum melakukan evaluasi selama diberlakukannya bus tersebut. Untuk itu, ia akan meme­riksanya terlebih dahulu terkait perkembangan bus premium selama hampir lima bulan beroperasi.

“Kemarin ada rapat di BPTJ, saya belum dapat laporannya. Kita evaluasi dulu, BPTJ pasti punya catatannya, kalau masih sepi kenapa,” ujarnya.(fik/c)