25 radar bogor

Ade Chandra Iwansyah, Doktor Ahli Gizi Termuda IPB

Ismiatunnisa/ Radar Bogor DOKTOR TERMUDA: Ade Chandra Iwansyah bersama istri usai mengikuti sidang promosi doktoral di gedung pascasarjana IPB, akhir pekan lalu.

Meraih IPK 4.00 dengan predikat Suma Cum Laude dan menyandang gelar doktor tidak membuat salah seorang mahasiswa pascasarjana IPB program studi ilmu gizi, Ade Chandra Iwansyah berhenti belajar dan meneliti.Terutama terkait dengan gizi masyarakat.

LAPORAN : ISMIATUNNISA UTAMI

Ade gusar saat mengetahui keterbatasan produksi ASI yang tidak mencukupi oleh ibu pada awal menyusui. Berbekal hal itulah, ia kemudian melakukan penelitian untuk mencari formula meningkatkan kadar ASI.

Daun torbangun pun muncul dalam pikirannya. Ia kemudian bergerak untuk meneliti salah satu sayuran yang dikonsumsi masyarakat Batak untuk mengatasi hal tersebut. Hal itu kemudian dituangkan dalam disertasi S 3 Program Studi Ilmu Gizi IPB.

Pada penelitian yang dipaparkan Ade dalam sidang promosi gelar doktornya, ia mengambil judul ‘Efek Komponen Biosktif Ekstrak Daun Torbangun (Coleus amboinicus L) terhadap Kadar dan Ekspresi Gen-Gen Reseptor Hormon Laktogenik pada Tikus Laktasi’.

“Dengan tujuan untuk membuktikan kebenaran bahwa daun torbangun mampu meningkatkan produksi ASI dengan memberikan informasi mengenai profil fitokimia dan pengaruh komponen biaktif ekstrak daun torbangun dalam proses laktogenesis dan galaktopoiesis pada kelenjar mammae,” tutur Ade saat ditemui Radar Bogor seusai sidang promosi gelar doktornya di gedung pascasarjana IPB.

Melalui penelitian tersebut, gelar doktor berhasil disandangnya pada usia yang terbilang muda, yaitu 34 tahun. Setelah sebelumnya, Ade berhasil lulus sebagai sarjana ilmu gizi dari IPB pada 2005, lalu melanjutkan program magisternya di Universitas Malaysia Pahang dan berhasil lulus pada 2011.

Dan 2013, Ade berhasil mendapatkan besiswa karyasiswa riset dan teknologi dari Kemenristek Dikti. Bahkan selama kuliah S3, Ade kerap kali berprestasi. Seperti pada 23-24 Oktober 2017, ia berkesempatan menjadi oral presenter pada kegiatan International Conference of Natural Produk and Biosources Science (ICONPROBIOS): ’Natural Product of Sustainability’ di Jakarta. Dan telah banyak artikel ilmiah yang diterbitkan, baik di jurnal ilmiah nasional maupun intrenasional sejak 2016.

Pria kelahiran Bogor, 22 Juni 1983 dari pasangan Rusli dan Emeh Salamah ini, mengaku pencapaiannya hingga saat ini tidak lepas dari dukungan keluarga. ”Saya termasuk orang yang beruntung karena masih banyak orang yang selalu mendoakan saya, terutama keluarga, termasuk kedua orang tua dan istri saya, Krisna Fransiska,” ungkapnya.

Ade yang yang sejak 2006 hingga saat ini bekerja sebagai staf peneliti di bidang pangan dan gizi di Pusat Pengembangan Teknologi Tepat Guna (Pusbang TTG), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ini berharap, dengan menyandang gelar doktor, ke depannya akan bisa berkontribusi terhadap permasalahan gizi di Indonesia. ”Peran saya di sini untuk membantu memecahakan permasalahan gizi tersebut,” tukasnya. (*/c)