25 radar bogor

Mengikuti Kegiatan Chusnur Ismiati, Pemilik Multijabatan

BERKARYA: Chusnur Ismiati bersama aneka kerajinan buatan UMKM di bawah binaan Dharma Wanita Kota Surabaya.
BERKARYA: Chusnur Ismiati bersama aneka kerajinan buatan UMKM di bawah binaan Dharma Wanita Kota Surabaya.

GEDUNG Dharma Wanita di Jalan Kalibokor tampak cukup lengang siang itu. Meski demikian, di salah satu sudutnya ada kesibukan tersendiri. Iis, sapaan Chusnur Ismiati, berkantor di situ. Tepatnya Sekretariat DWP Surabaya. ”Ketemu dengan APJI (Asosiasi Pengusaha Jasa Boga), nih,’’ kata Iis yang tinggal di Wiyung begitu masuk ke ruangannya.

Sebagai ketua DWP Surabaya periode 2014–2019, Iis mengampu banyak sekali program. Salah satunya menjalin kerja sama dengan banyak pihak. Termasuk dengan APJI. DWP Kota Surabaya merupakan organisasi yang beranggota istri aparatur sipil negara (ASN) di Surabaya.

Sistem keanggotaannya otomatis. Karena itu, banyak anggota yang kurang sadar akan fungsi dan pentingnya organisasi tersebut. Bahkan, ketika awal dirinya menjabat, kata Iis, banyak orang yang berpikir apakah Dharma Wanita masih ada.

Hal itu, menurut ibu tiga anak tersebut, menjadi tantangan utama. Dia ingin anggota DWP mendukung kinerja suami sebagai ASN. Pun, berperan positif dalam masyarakat.

’’Tiap pertemuan, saya selalu menegaskan satu hal: saat ini banyak persekongkolan keji yang berkedok organisasi. Jadi, kenapa kita orang baik dengan niat baik tidak berorganisasi?’’ ujar alumnus Fakultas Hukum Universitas Brawijaya Malang itu. Iis sedang gencar menjalin komunikasi dan kerja sama dengan berbagai lembaga serta sponsor.

Dia ingin berbagai kegiatan yang dirancang berjalan mulus. Pun, menyasar lebih banyak orang. Contohnya, pelaksanaan workshop dan lomba film pendek untuk pelajar SMP se-Surabaya pada 9 Oktober lalu. Dalam acara itu, Iis menggandeng Fauzan Abdillah, sineas muda Indonesia yang mendapat beasiswa produser di Busan Asian Film School.

Pada 2 Oktober lalu, DWP Kota Surabaya mengadakan Festival Cerebral Palsy dalam memperingati Hari Cerebral Palsy Internasional. Dalam acara tersebut, DWP bekerja sama dengan Yayasan Peduli Cerebral Palsy (YPCP). Kali lain, DWP menggandeng Junior Chamber International dalam mengadakan acara bertema autis.

Acara tersebut dihadiri Badai ’’Kerispatih’’ dan Asmirandah. Iis mengibaratkan DWP sebagai dirinya sendiri. Sejak masih kuliah, dia punya banyak teman.

’’Organisasi ini menjadi menarik karena saya merasa Dharma Wanita adalah saya. Dharma Wanita punya banyak sekali teman seperti saya menyukai sebuah pertemanan,’’ ungkap perempuan kelahiran Lamongan, 17 Maret 1971, tersebut.

Selain aktif di DWP, Iis menjabat penasihat PKK, Gabungan Organisasi Wanita Kota Surabaya, bunda PAUD Kota Surabaya, serta ketua Forum PAUD Kota Surabaya. Di antara semua jabatan itu, Iis paling suka menjadi bunda PAUD Kota Surabaya.

Sebagai bunda PAUD, Iis menargetkan angka partisipasi sekolah untuk anak-anak usia dini menjadi seratus persen. Saat ini angka tersebut sudah mencapai 97,25 persen. Iis memberikan perhatian khusus kepada anak berkebutuhan khusus (ABK).

’’Anak pertama saya autis. Sebagai sesama orang tua ABK, saya tidak pernah lelah dan bosan ikut belajar,’’ tegas perempuan yang juga menggagas program Kampung’e Arek Suroboyo itu.

Layanan bernama Bina Anak Istimewa tersebut memberikan pendidikan dan pelatihan bagi ABK di Surabaya. Sebab, menangani ABK harus dilakukan dengan terjun langsung. ’’Saya jadi mengerti bahwa seribu anak itu berarti ada seribu kasus. Kekurangan tiap anak mungkin terlihat sama, tapi ternyata berbeda,’’ ungkap Iis. (adn/c5/nda)