25 radar bogor

Ratusan Jamaah Takut Gagal Umrah

BAHAGIA: Para jamaah dari Desa Tajur saat di Swezbeel Soekarno Hatta, hendak berangkat umrah, (30/01).
BAHAGIA: Para jamaah dari Desa Tajur saat di Swezbeel Soekarno Hatta, hendak berangkat umrah, (30/01).

CITEUREUP –Ratusan warga Desa Tajur Kecamatan Citeu­reup yang akan menyeleng­garakan ibadah umrah mela­lui program traveling Solusi Ba­las Lumampah (SBL) dibuat resah. Pasalnya, Polda Jabar tengah mengusut dugaan penggelapan dan penipuan yang dilaku­kan perusahaan penyeleng­gara perjalanan haji plus dan um­rah tersebut. Bah­kan, Polda telah mene­tapkan dua tersang­ka yakni Aom Juang Wibowo selaku di­re­ksi dan stafnya, Ery Ramdani.

Kepada Radar Bogor, Kasi Program Desa Tajur, Revalino menerangkan, informasi tersebut membuat ratusan warga yang tengah mengikuti program umrah merasa syok. Terlebih, jumlah warga yang mengikuti program ini lebih dari 300 orang. “Banyak yang kaget, hingga saat ini masih banyak yang bertanya-tanya,” ujarnya kepada Radar Bogor, kemarin (31/1).

Menurutnya, sistem yang diterapkan oleh SBL mem­per­mudah para jamaah. De­ngan bermodal pendaftaran Rp1 juta dan sisanya mencicil hing­ga lunas, warga bisa berang­­kat ke tanah suci. Ketika program itu dinyatakan fiktif atau seba­gai modus kejahatan, maka di­­­pastikan banyak yang kha­watir.

“Semenjak ada program ini, jadi banyak warga yang berpeluang untuk umrah, karena merasa ringan. Namun karena informasi itu, jadi pada takut semua,” tuturnya.
Usai mendengar informasi itu, Revalino langsung berko­munikasi dengan koordinator travel. Alhasil, setelah men­dapatkan penjelasan dari PT SBL pusat, kondisi batin para warga Tajur semakin lega. “Ternyata, informasi 12.845 orang jadi korban penipuan SBL itu tidak benar. Terbukti, saat ini ada pemberangkatan dan pusat sudah menjelaskan semuanya,” ucapnya.

Terpisah, perwakilan Ma­na­jemen PT SBL Riffandy me­nerangkan bahwa tidak ada penipuan dalam programnya. Menurutnya, dari 12 ribu jamaah itu sebagian besar belum masuk tangal pembe­rangkatan. “Ya, 12 ribu jamaah itu tersebar ke pemberangkatan Januari, Februari, Maret, April, Mei, November, dan Desember 2018. Jadi, tidak ada yang tertipu dan hari ini sudah ada lagi yang berangkat sebanyak 2.500 orang,” jelasnya.

Ia juga mempertegas, tidak ada penggelapan uang. Jika itu terjadi, tidak mungkin SBL masih terus memberangkat­kan jamaah setiap pekannya.
“Ini membuktikan SBL komit­men dan akan kami buktikan dengan tindakan, tak hanya ucapan,” tegasnya.

Lebih lanjut ia menerangkan, sumber dana SBL didapatkan dari aset yang ada dan pinja­man serta investasi. Sehing­ga dipastikan semua jamaah akan berangkat. Hanya, dengan beredarnya pemberitaan Polda ini akan membuat pihak­nya lebih merugi. “Yang meng­ham­bat kami justru Polda, sehing­ga proses pem­be­rangkatan jamaah terham­­bat karena paspornya disita di Polda sejak beberapa hari la­lu,” ucapnya.

Meski demikian, ia mengaku akan terus memperjuangkan pemberangkatan para customer-nya. Agar para jamaah bisa terus melakukan perjalanan hingga ke Baitullah.
”Kami pun beserta tim koordinator cabang di beberapa daerah berkomitmen dan berusaha selalu memberikan yang terbaik untuk para jamaah,” katanya.

Sebelumnya, Kapolda Jawa Barat (Jabar) Irjen Pol Agung Budi Maryoto mengatakan, telah menetapkan dua tersang­ka yakni Aom Juang Wibowo selaku direksi dan stafnya, Ery Ramdani. Kapolda Jabar membeberkan, PT SBL diduga memegang uang dari pendaftar yang belum diberangkatkan sebanyak Rp300 miliar. Selain itu, uang dari pendaftar haji plus dengan biaya Rp110 juta per orang telah dihimpun se­banyak Rp12,87 miliar.(rp2/c)