JAKARTA–Proses drawing babak delapan besar Piala Presiden 2018 sudah dilangsungkan di Jakarta, Rabu (31/1) petang.
Beberapa aturan diterapkan sebelum drawing dilakukan. Pertama, terkait klub yang pernah bertemu di babak penyisihan grup tak mungkin bertemu lagi. Selain itu, Arema FC kontra Persebaya tak mungkin terjadi di babak perempat final karena faktor keamanan.
Laga bigmatch ulangan final Liga 2 2017 antara Persebaya kontra PSMS Medan tersaji di laga perdana babak delapan besar, dan akan kick off pukul 15.30 WIB. Sementara itu, laga penutup babak delapan besar akan mempertemukan Arema FC kontra Sriwijaya FC.
“Ini Persebaya dan Arema dipisahkan, beda hari dan jam bertanding yang berjauhan waktunya, faktor keamanan pertimbangannya,” ungkap Ketua SC Piala presiden, Maruarar Sirait.
Keamanan babak delapan besar Piala Presiden 2018 yang bakal dihelat di Solo jadi prioritas. Karena itu, Polresta Surakarta langsung gerak cepat untuk mengantisipasi segala macam ancaman kerusuhan yang ada. Terutama kerusuhan yang dilakukan oleh para suporter.
Polresta Surakarta sebagai pihak keamanan yang bertanggung jawab atas itu memberi rekomendasi agar pertandingan babak delapan besar tidak dihelat selama dua hari. Artinya, bukan pada 3 dan 4 Februari mendatang. Seperti yang dijelaskan oleh Kabag Ops Polresta Surakarta Kompol Arief Joko.
Arief mengatakan sebaiknya babak delapan besar diberi jeda waktu satu sampai dua hari. Tidak dua hari berturut-turut. Hal tersebut untuk mengantisipasi kerusuhan yang mungkin timbul dari suporter kesebelasan yang bakal bertanding. ”Kami tidak memikirkan pengamanan pada hari pelaksanaan saja. H-1 dan H+1 suporter datang dan pulang juga kami pikirkan, ini berpengaruh bagi keamanan Kota Solo,’’ tegasnya.
Artinya, Kota Bengawan -julukan Solo- bakal rawan kerusuhan selama empat hari. Mulai Jumat (2/1) hingga Senin (5/1). Apalagi, bakal ada dua suporter yang selama ini dikenal bermusuhan, yakni Aremania dan Bonek yang pasti akan datang dan bertemu di Solo.
”Surat rekomendasi pengamanan dari Polda Jateng belum turun, bahkan jadwal pertandingan saja kita belum pegang. Besok (hari ini) rencananya akan rapat, saya akan sampaikan saran itu di rapat nanti,’’ katanya.
Nah, soal teknis pengamanan, Arif belum bisa berbicara banyak. Dia masih menunggu hasil rapat hari ini. Tapi, bila berpedoman pada pertandingan sebelum-sebelumnya, untuk skala nasional bakal menurunkan setidaknya 2 ribu personel gabungan.
”Untuk menempatkan personel akan kita bagi di kawasan Stadion Manahan, termasuk akses menuju stadion. Hingga penyekatan batas kota serta lokasi-lokasi tertentu hingga pengawalan kesebalasan dari penginapan hingga lokasi pertandingan,” tutur Arief.
Untuk pengamanan suporter, perwira dengan melati satu di pundak itu menerangkan masih menggodoknya untuk menemukan jalan keluar terbaik. ”Jadi, nanti ketika sudah berkumpul akan kita sarankan kepada para suporter apa saja yang boleh dibawa, mana yang tidak. Nanti mereka wajib mengarahkan kepada anggota mereka,” ujarnya.
Sementara itu, klub peserta Piala Presiden 2018 tidak terhindar dari sanksi selama fase penyisihan grup. Sanksi tersebut juga berbuah denda yang harus dibayarkan sebagian besar klub peserta. Mereka pasrah dengan mekanisme denda pemotongan langsung via matchfee yang diterima klub.
Namun, yang menjadi pertanyaan adalah klub merasa belum ada transparansi yang cukup jelas. Misalnya, Madura United hanya menerima sekitar Rp1 juta. “Kalaupun ada pemotongan untuk pengurusan IMTA (izin menggunakan tenaga kerja asing, Red) itu kami butuhkan detailnya,” ujar Manajer Madura United, Haruna Soemitro.
Hal senada disampaikan bos Persija Jakarta, Gede Widiade. Dia menginginkan transparansi panitia penyelenggara Piala Presiden. Merespons usulan tersebut, Maruarar Sirait, ketua Steering Commitee Piala Presiden 2018, menyatakan timnya akan bertindak sigap.
Pada waktu yang bersamaan, Ara-sapaan Maruarar-meminta tim OC (Organizing Commitee) untuk menyelesaikan masalah tersebut. “Besok akan diselesaikan tim,” sebutnya, Hal ini terkait detail pemotongan dan apa saja yang diselesaikan tim.
Sementara itu, Tigorshalom Boboy, anggota OC Piala Presiden 2018 menjelaskan, kebutuhan klub sebelumnya memang di-takeover timnya. Selain pengurusan IMTA dan potongan Pph (Pajak Penghasilan) dari matchfee yang menjadi hal setiap klub peserta.
Sedangkan, untuk potongan denda kartu kuning dan pelanggaran pertandingan yang melibatkan suporter, Tigor menyatakan klub banyak yang sepakat langsung potong matchfee. “Kalau mereka yang gak lolos dari babak grup dan masih punya tanggungan nanti akan kami kirim surati tersendiri,” urainya. (jp)