25 radar bogor

Fokus Perhatikan Anak Korban Gempa

RANI/RADAR BOGOR PEDULI: Pengurus YKB memberikan bantuan kepada korban gempa di Desa Malasari, kemarin.
RANI/RADAR BOGOR
PEDULI: Pengurus YKB memberikan bantuan kepada korban gempa di Desa Malasari, kemarin.

BOGOR–Sejumlah kampung di Desa Malasari menjadi daerah yang terisolasi, karena letaknya yang jauh dari kantor Kecamatan Nanggung. Hal tersebut mengundang keprihatinan berbagai pihak.

Terbaru, Yayasan Kemala Bhayangkara (YKB) memberikan bantuan. Ketua Pengurus Pusat YKB, Coreta Putut Eko Bayu Seno didampingi Ketua Bhayangkari Pengurus Daerah Jawa Barat, Winny Agung Budi Maryoto dan Ketua Bhayangkari Cabang Bogor, Ghina Dicky mendatangi Desa Malasari.

Dalam kunjungannya, mereka tiba di lokasi pertama, Kampung Talahap, untuk memberikan simbolis berbagai sumbangan bantuan mereka bersama anggota YKB lainnya. Dari sana, mereka pun langsung bergeser ke Kampung Garung yang letaknya tidak terlalu jauh dari Kampung Talahap, sekitar 30 menit perjalanan.

Di sana, ratusan warga sudah menunggu rombongan ibu-ibu berseragam merah jambu itu di Masjid Nurul Iman yang beberapa sudutnya hancur karena gempa.

Bedanya, di sana, Coreta langsung meminta anak-anak maju mendekatinya yang duduk berdampingan dengan Winni –sapaan Erwinia– dan anggota YKB lainnya.
“Siapa yang bisa membaca surat Al Fatihah?” tanyanya kepada puluhan anak Kampung Garung yang berada tepat di sekelilingnya.

Beberapa anak pun mem­beranikan diri mengaku dan diajak bersama-sama membaca surat Al Fatihah bersamanya. Lalu, Coreta membagikan berbagai snack untuk anak-anak pemberani itu.

Tidak sampai di situ. Ia juga menantang anak-anak itu untuk memperlihatkan kemampuan mereka dalam membaca sebuah buku yang ia bawa. Kali ini, keberanian anak-anak bertambah banyak untuk maju. Mereka pun bersama-sama membaca buku.

Coreta mengatakan, pasca­gempa, diharapkan berbagai bantuan tidak difokuskan kepada logistik dan kebutuhan pengungsi saja. Tapi juga harus memperhatikan keadaan anak-anak korban gempa yang hingga saat ini masih belum menjalankan kegiatan mereka seperti hari-hari biasanya.

“Boleh terus memberikan bantuan, tapi perhatian kepada anak-anak pun harus terus dijaga. Bagaimana kondisi psikis mereka dan sebagainya. Itu sangat penting,” ucapnya.

Makanya, ia berharap, ratusan buku bacaan yang diselipkan dalam bantuan YKB saat itu dapat dipergunakan dengan baik untuk anak-anak. “Kalau bisa dibikin pojok baca atau sejenisnya. Supaya anak-anak kalau orangtuanya lagi sibuk mengurus ini itu, mereka ke pojok baca,” tegas Coreta.

Ia menambahkan, karena terlihat banyak sekali kemungkinan yang akan terjadi ke depannya, apabila anak-anak dibiarkan mengalami trauma ketika terjadi bencana seperti banjir, gempa, longsor atau apa pun itu, harus ada penanganan pascabencana.

Sementara itu, bantuan yang diberikan tidak hanya dalam bentuk buku bacaan untuk anak-anak, tapi lebih kepada bantuan untuk perempuan dan anak-anak seperti pakaian wanita dan popok bayi.(ran/c)