25 radar bogor

Bogor Mulai Suntik Massal, 36 Ribu Vaksin Difteri

ilustrasi

BOGOR–Para orang tua diminta bersiap. Mulai Februari ini, Kabupaten Bogor akan menggelar vaksinasi difteri massal. Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor bakal memulai tahap pertama program Outbreak Response Immunization (ORI) Difteri itu dengan 36 ribu vaksin.

”Besok (Rabu 31/1), kami ambil 36 ribu vaksin di Bandung. Untuk pemberian vaksinnya masih menunggu logistik dari Kementerian Kesehatan,’’ ujar Kepala Seksi Surveilans Dinkes Kabupaten Bogor Adang Mulyana kepada Radar Bogor kemarin (29/1).

Adang menjelaskan, selain vaksin difteri, pihaknya masih menunggu jarum suntik dan safety box dari Kementerian Kesehatan. Setelah semua vaksin dan peralatan imunisasi lengkap, maka vaksinasi massal bakal langsung digelar dengan menyasar sejumlah wilayah dan sasaran seperti sekolah-sekolah.

”ORI difteri tetap wajib dilakukan, meski Kabupaten Bogor tidak ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB) difteri,’’ jelasnya.

Hingga penghujung Januari ini, Dinas Kesehatan mencatat sebanyak 26 laporan terkait suspect penyakit difteri. Mayoritas penderita atau sebanyak 70 persen di antaranya diketahui belum mendapat imunisasi difteri.

Dari 26 laporan itu, tiga di antaranya positif setelah diperiksa dalam laboratorium dan dua orang meninggal dunia. “Kalau yang satu sudah sembuh,” imbuh Sekretaris Dinkes Kabupaten Bogor, Erwin Suriana.

Erwin menjelaskan, dari keseluruhan laporan yang masuk, para pasien terpetakan berasal dari 23 desa di 13 kecamatan se-Kabupaten Bogor. Untuk itu, pihaknya telah menyiapkan tenaga medis yang diberi pelatihan khusus untuk menangani pasien dengan gejala-gejala difteri. “Supaya bisa memeriksa dengan tepat.

Dokter pemeriksa diberi pemahaman yang sama tentang menentukan suspect difteri,” jelasnya.

Erwin mengimbuh, difteri kini tidak hanya menyasar balita. Suspect difteri belakangan ini justru banyak kalangan remaja dan dewasa. Oleh karena itu, Erwin meminta masyarakat tidak ragu membawa putra-putri mereka ke puskesmas atau posyandu untuk mendapat vaksin difteri.

”Gratis. Kami ingatkan lagi, vaksin ini gratis,’’ tegasnya.

Selain itu, Erwin mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan dan berperilaku hidup sehat. Kemudian, jika ada indikasi seperti gejala difteri, masyarakat tak perlu ragu untuk segera datang ke puskesmas atau rumah sakit. ”Jangan didiamkan, jangan disepelekan, segera berobat,’’ cetusnya.

Erwin mengaku belum mendapat informasi lanjut terkait berapa banyak masyarakat Kabupaten Bogor yang belum menerima vaksin difteri. Hanya, kata Erwin, banyak masyarakat yang ragu apakah dirinya sudah pernah diimunisasi atau belum.

“Karena mungkin juga orang tua bercerai entah ke mana, orang tua lupa, hal seperti itu. Tapi jika begitu keadaannya, lebih baik vaksin lagi, dobel pun tidak masalah. Kita harus bersikap antisipatif, siapa tahu penularannya ke daerah kita, jadi harus tetap waspada,” tuturnya.

Seperti diberitakan Radar Bogor sebelumnya, angka penderita difteri di Kota dan Kabupaten Bogor terus bertambah. Bukan hanya balita, pasien positif difteri justru mayoritas remaja.

Sepanjang Desember 2017 hingga pertengahan Januari ini, sudah tiga remaja positif difteri dan satu remaja suspect difteri di Kota Bogor. Mereka berasal dari wilayah dekat perbatasan dengan Kabupaten Bogor, yakni Bogor Timur, Bogor Utara, dan Bogor Selatan.

Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Kota Bogor dr Lindawati menjelaskan, rangkaian imunisasi pada manusia yakni bayi usia dua bulan, tiga bulan, dan empat bulan.

Kemudian imunisasi ulangan pada usia 18 bulan, dan kelas 1, 2, dan 5 SD pada saat bulan imunisasi anak sekolah. ”Total tujuh kali imunisasi. Dengan imunisasi lengkap, insyaallah kekebalan tubuh akan terbentuk,’’ jelasnya.(wil/c)