Tantangan menjadi manajer di dunia pendidikan adalah harus menciptakan anak yang betul-betul bisa menjadi generasi baik. Bukan hanya bertambah pengetahuannya, tapi menjadikan mereka mandiri, disiplin, dan lain-lain ke arah positif.
”Untuk menciptakan anak yang kita inginkan, bukanlah hal mudah, semua harus melalui proses dan membutuhkan usaha,” ujarnya.
Kemudian, hal-hal yang berhubungan dengan organisasi, termasuk para guru dan tantangan dari orang tua, juga tantangan karena setiap orang memiliki karakter yang berbeda.
“Saya terbuka terhadap masukan orang tua dan kami akan perbaiki apa yang kami bisa. Tetapi apabila memang ada orang tua yang masih kurang mengerti, ya kami terus memberikan pengertian dan bersikap tegas. Kami sangat akomodatif tetapi tetap tegas,” tuturnya.
Imelda mengaku selalu senang berinteraksi langsung dengan anak-anak. Ia merasa mereka sangat menggemaskan karena tingkah lakunya yang beragam.
”Banyak pengalaman menarik dengan anak-anak. Saya juga senang jika ada anak yang tadinya sering menangis, dalam jangka waktu satu atau dua bulan ia sudah mandiri dan berubah lebih baik,” tuturnya.
Imelda mengaku cukup dengan jabatannya saat ini. Ia hanya ingin mengembangkan Leaps and Bounds School Bogor, membuka TK, SD, SMP dan SMA, dan itu merupakan hal yang sulit dilakukan. “Meskipun tidak mudah, saya akan berupaya mewujudkannya,” ujarnya.
Sebagai manajer perempuan, ia mengaku pernah mengalami hal kurang menyenangkan. Sempat diragukan kemampuannya, ia mencoba mematahkan stigma buruk tersebut.
Imelda menuturkan bahwa memiliki komunikasi yang baik sangat penting, karena jika memiliki permasalahan bisa diselesaikan dengan baik. ”Yang terpenting kita bisa membuktikan bahwa kita orang yang memiliki integritas dan memiliki skill memadai,” tuturnya.(rp3/c)
