KLAPANUNGGAL–Pabrik Cahaya Mega Laundry (CML) menyetujui permintaan warga, pemerintah desa, dan kecamatan untuk melakukan sejumlah perbaikan pada elemen produksinya.
Selain memperbaharui cerobong asap dari tinggi 16 meter dengan diameter 20 sentimeter menjadi 18 meter berdiameter 30 sentimeter serta memindahkan posisinya yang saat ini sedang dikerjakan, perusahaan juga akan mengupayakan mengubah bahan bakar batu bara menjadi gas ramah lingkungan.
”Kebetulan saya diarahkan pimpinan untuk mencari solusi alternatif lain, salah satunya mengganti bahan bakar menggunakan gas PGN (Perusahaan Gas Negara) yang sudah dikonfirmasi dan dalam proses,” ujar Manajer CML Iyan RM kepada Radar Bogor usai bermusyawarah bersama aparat desa, kecamatan, dan Yayasan MI Miftahussalam di pabrik, kemarin (26/1).
Dari pertemuan tersebut, Riyan merasa bersyukur karena dijembatani pemerintah sehingga menghasilkan komunikasi yang baik. Karenanya, perusahaan akan berupaya untuk menyelesaikan masalah yang terjadi. Namun karena ada proses yang perlu dilalui, ia berharap semua pihak dapat memaklumi dan mengerti.
”Kami pasti akan lebih tanggap dengan seringnya kejadian yang menjadi pembelajaran, kami juga meminta dukungan dari masyarakat dan aparat setempat. Kami janji, apa pun permasalahan yang ada di perusahaan, kami akan menyelesaikannya,” imbuhnya.
Sementara itu, Sekcam Klapanunggal Deni Humaedi mengungkapkan, pihak-pihak terkait telah saling memaafkan. Setelah dilakukan peninjauan secara langsung, perusahaan konsisten untuk melakukan perbaikan, salah satunya mengubah bahan bakar menjadi gas alam.
”Sudah ada niat baik dari perusahaan, sehingga masyarakat juga diminta bersabar saat proses tersebut berlangsung,” katanya.
Terpisah, Kepala Desa Kembang Kuning M Masudin menuturkan, telah meminta perusahaan untuk menghentikan produksi sebelum cerobong selesai diperbaiki. Estimasi waktu yang dibutuhkan untuk perbaikan tersebut, katanya, selama satu minggu.
”Harapan saya produksi perusahaan tidak lagi mengganggu masyarakat akibat bahan bakar yang menyengat,” pungkasnya.(rp2)