25 radar bogor

CML Ganti Bahan Bakar Ramah Lingkungan

Foto: galuh/radar bogor SOLUSI: Muspika Klapanunggal bersama unsur Desa Kembang Kuning dan pihak Yayasan MI Mifftahussalam saat meninjau pabrik CML.
Foto: galuh/radar bogor
SOLUSI: Muspika Klapanunggal bersama unsur Desa Kembang Kuning dan pihak Yayasan MI Mifftahussalam saat meninjau pabrik CML.

KLAPANUNGGAL–Pabrik Cahaya Mega Laundry (CML) menyetujui permin­taan war­ga, pemerintah desa, dan ke­camatan untuk mela­kukan sejumlah perbaikan pada elemen produksinya.

Selain memperbaharui cero­bong asap dari tinggi 16 meter dengan ­diameter 20 sentimeter menjadi 18 meter berdiameter 30 sentimeter serta memin­dahkan posisinya yang saat ini sedang dikerjakan, peru­sahaan juga akan mengupayakan mengubah bahan bakar batu bara menjadi gas ramah lingkungan.

”Kebetulan saya diarahkan pimpinan untuk mencari solusi alternatif lain, salah satunya mengganti bahan bakar menggunakan gas PGN (Perusahaan Gas Negara) yang sudah dikonfirmasi dan dalam proses,” ujar Manajer CML Iyan RM kepada Radar Bogor usai bermusyawarah bersama aparat desa, kecamatan, dan Yayasan MI Miftahussalam di pabrik, kemarin (26/1).

Dari pertemuan tersebut, Riyan merasa bersyukur karena dijembatani pemerintah se­hingga menghasilkan komu­nikasi yang baik. Karenanya, perusahaan akan berupaya untuk menyelesaikan masalah yang terjadi. Namun karena ada proses yang perlu dilalui, ia berharap semua pihak dapat memaklumi dan mengerti.

”Kami pasti akan lebih tang­gap dengan seringnya kejadian yang menjadi pem­belajaran, kami juga meminta dukungan dari masyarakat dan aparat setempat. Kami janji, apa pun permasalahan yang ada di pe­rusahaan, kami akan menye­lesaikannya,” imbuhnya.

Sementara itu, Sekcam Klapanunggal Deni Humaedi mengungkapkan, pihak-pihak terkait telah saling memaafkan. Setelah dilakukan peninjauan secara langsung, perusahaan konsisten untuk melakukan perbaikan, salah satunya mengubah bahan bakar menjadi gas alam.

”Sudah ada niat baik dari perusahaan, se­hingga ma­syarakat juga diminta bersabar saat proses tersebut berlang­sung,” katanya.

Terpisah, Kepala Desa Kem­bang Kuning M Masudin me­nuturkan, telah meminta peru­sahaan untuk meng­hen­tikan produksi sebelum cero­bong selesai diperbaiki. Es­timasi waktu yang dibutuhkan untuk perbaikan tersebut, katanya, selama satu minggu.

”Harapan saya produksi pe­rusahaan tidak lagi meng­ganggu masyarakat akibat bahan bakar yang menyengat,” pungkasnya.(rp2)