JONGGOL–Menjadi salah satu lumbung padi terbesar di Kabupaten Bogor, Kecamatan Jonggol prioritaskan peningkatan produksi serta penunjang petani dalam bercocok tanam untuk 2019.
Melalui agenda musrenbang tingkat kecamatan, perbaikan dan penambahan irigasi serta pemberdayaan petani dalam mengolah lahannya diusulkan.
”Karena sekarang harus untuk menopang infrastruktur dan sektor pertanian, itu yang saya pusatkan di 2019,” ujar Camat Jonggol Beben Suhendar kepada Radar Bogor usai menggelar musrenbang di aula kantor Kecamatan Jonggol, kemarin (24/1).
Beben mengatakan, tantangan petani Jonggol saat ini adalah belum optimalnya ketersediaan lahan dengan hasil produksinya. Dari lahan satu hektare, petani baru bisa memproduksi sekitar lima hingga enam ton beras. Padahal, di wilayah lain bisa mencapai tujuh hingga delapan ton.
”Infrastruktur penunjang pertanian seperti irigasi dirasa masih sangat kurang. Meski setiap tahunnya ada satu atau dua usulan yang terealisasi, kebutuhan kita masih banyak,” ungkapnya.
Saat ini, lanjutnya, pihaknya juga terus melakukan antisipasi alih fungsi lahan pertanian. Meski itu merupakan hak pemilik lahan, ingin dijual atau tetap bercocok tanam, pemerintah juga harus memikirkan agar lahan pertanian tak semakin tergerus pembangunan.
Salah satunya dengan segera mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) Pengamanan Lahan Usulan Pertanian yang saat ini belum dimiliki Pemkab Bogor.
”Upaya lainnya, lahan yang ada dimaksimalkan dan ditingkatkan produksinya. Misal dari lima ton menjadi tujuh, bahkan sembilan ton per tahun,” tuturnya.
Dirinya juga telah meminta masing-masing desa untuk memiliki embung atau danau buatan sebagai cadangan air ketika musim kemarau tiba. ”Termasuk juga kebutuhan lainnya seperti ketersediaan pupuk, pola tanam, memberdayakan dan meningkatkan kualitas pengetahuan, sehingga petani Jonggol dapat berdaya saing dengan wilayah lainnya,” katanya.
Selain irigasi pertanian, sambungnya, Pemerintah Kecamatan Jonggol juga berencana merevitalisasi alun-alun Jonggol yang saat ini mulai terlihat kumuh. Sehingga, masyarakat bisa menikmati wilayahnya tanpa perlu ke tempat lain di luar Jonggol.
”Kami ingin membuat alun-alun yang representatif, di dalam rangkuman usulan sudah kami masukkan termasuk pendidikan dan kesehatan,” imbuhnya.
Beben menyayangkan dalam musrenbang kali ini sembilan wakil rakyat dari daerah pemilihan (Dapil) II tidak bisa hadir. Namun, dirinya memaklumi jika para anggota dewan memiliki agenda yang bersamaan di lokasi lain.
Hanya, dirinya menegaskan bahwa apa yang telah diusulkan di tingkat kecamatan, para anggota DPRD Dapil II bisa juga mendorong dan membantu. ”Saya harap banyak usulan yang terakomodir dan direspons dengan baik,” pungkasnya.(rp2/c)