25 radar bogor

Keripik Singkong Neng Ayu, Berbumbu Rujak, Cita Rasa Sunda

PROMO: Ayu bersama rekan komunitasnya saat mengikuti pameran UKM.

Membangun sebuah bisnis tak harus memiliki budget besar atau keahlian khusus. Asalkan ada niat dan usaha, bisnis sudah bisa dijalankan. Kesulitan pasti akan dihadapi saat memulai bisnis. Tetapi jika tetap dikerjakan serius dan bersungguh-sungguh, hal tersebut tidak akan menjadi penghalang meraih kesuksesan.

Siti Yunarsih yang akrab disapa Ayu ini memang tidak memiliki latar belakang pendidikan bisnis. Wanita kelahiran Bogor, 10 Juli 1994, tersebut awalnya hanya coba-coba.

Tak disangka, setelah terjun, ia malah ketagihan dan menikmati dunia bisnis. ”Awalnya aku coba-coba, ingin mandiri dan lebih asyik menjalani hidup dengan cara sendiri, akhirnya memutuskan berbisnis,” tutur owner Keripik Singkong Neng Ayu.

Ayu memang mengikuti jejak kedua orang tuanya yang sejak lama bergelut di dunia bisnis, ia melihat ber­bisnis itu sangat menyenangkan. Meskipun, kata dia, memulainya penuh halangan. Melewati masa sulit, ia tak berhenti dan tetap mengejar cita-citanya.

”Berbisnis bagi pemula memang tidak mudah, ada saja halangannya. Selain itu saya juga harus mengurus rumah tangga. Jadi memang benar-benar harus diniatkan dan saya memiliki semangat besar. Apa pun halangannya akan saya lewati,” ujarnya.

Mulanya, Ayu sempat bingung memilih bisnis apa yang akan ditekuni. Saat itu, karena Ayu gemar mengonsumsi singkong, ia membeli keripik singkong di pinggir jalan. Setelah itu ia mendapat ide untuk mengembangkan singkong dengan beragam rasa.

”Saya mulai mengolahnya. Karena suka dengan sesuatu yang berbumbu, akhirnya punya ide membuat bumbu berbeda, yakni bumbu rujak,” tuturnya.

Ayu juga mengembangkan produknya dan membuat rasa balado. Ayu juga membedakan kripik singkong berbumbu ini dari yang lain, yakni dengan cita rasa khas Sunda. ”Saya memang sangat suka masakan Sunda, identik dengan bumbu tajam dan gurih. Nah, saya mencoba mencari resep yang berbeda, akhirnya membuat keripik singkong bumbu rujak dan balado,” tuturnya.

Untuk resep, Ayu mendapatkannya otodidak, ia memadukan berbagai rasa sampai menemukan rasa yang pas di lidah. Kebetulan, Ayu juga sangat suka rujak, jadi ia kreasikan agar bisa disatukan dengan kripik singkong.

”Resep ini memang saya buat sendiri, tidak dari internet ataupun orang lain. Semua saya coba sendiri dengan beberapa kali percobaan sampai menemukan rasa yang pas,” ujarnya.

Pada November 2016, Ayu mantap mengembangkan bisnisnya yang diberi nama Keripik Singkong Neng Ayu. Meskipun baru memiliki dua varian rasa, keripiknya mampu menarik perhatian orang. Ayu juga sangat menjaga kualitas produknya.

Sementara, untuk satu standing pouch dengan berat 250gr, ia jual Rp18 ribu. Menurutnya, dengan berbisnis membuatnya memiliki banyak pengetahuan baru. Banyak ilmu dan pengalaman yang didapatkan dan itu yang membuatnya semakin menekuni bisnis.

”Bisnis itu seperti ilmu, ilmu yang tidak akan pernah habis. Jadi kita harus terus mencarinya karena akan memberikan pengetahuan luar biasa,” tuturnya.

Ayu juga bekerja sama dengan sang suami, Rahdi Maulida, untuk semua prosesnya. Mulai membeli bahan baku sampai packing. Produksi dilakukan lima hari dan tergantung dari orderan. Ayu belum mempekerjakan pegawai, semua masih dikerjakan berdua.

Produknya dipasarkan di media sosial hingga tempat oleh-oleh. Ayu juga rajin mengikuti bazar dan pameran. Dengan semangatnya, Ayu mampu membuktikan bahwa produknya sudah tersebar di beberapa toko oleh-oleh yang ada di Bogor.

Ia juga masih ingin melebarkan pasarnya. Saat ini Ayu sudah memiliki enam reseller, dan sudah dikirim ke seluruh Indonesia. Bahkan, produknya sudah sampai keluar negeri seperti Makkah, Jerman, Australia, dan lain-lain.(rp3/c)