25 radar bogor

WNA Kenalkan Batik Bogor

MODEL: Dengan mengenakan batik Bogor, para model di antaranya warga negara asing berjalan di atas catwalk, kemarin (21/1).

BOGOR–Ada yang berbeda pada peringatan sepuluh tahun Batik Bogor Tradisiku, kemarin (21/1). Sebanyak 20 warga negara asing (WNA) didaulat menjadi model dan mengenakan Batik Bogor Tradisiku. Mereka berjalan di atas catwalk layaknya model profesional.

Para model dadakan ini berlenggak-lenggok di sepanjang karpet merah yang menutupi Jalan Jalak, tepatnya di Galeri Batik Bogor Tradisiku. Tampak para model yang diawali dengan penampilan anak-anak berjalan saling berpasangan mengenakan Batik Bogor Tradisiku. Mereka terlihat ceria dan berusaha maksimal menjalankan tugasnya sehingga menarik perhatian semua yang hadir.

Para model ini merupakan siswa Intercultural School of Bogor dan para orang tuanya yang merupakan warga asing dari beberapa negara. Di antaranya berasal dari Kanada, Inggris, Korea Selatan, New Zealand, Thailand, Belanda, Amerika Serikat, India, Malaysia, dan Afrika Selatan.

Salah seorang orang tua siswa asal Kanada, Jeanne, mengaku bangga dipercaya memakai batik. Dirinya merasa terpesona dengan warna-warna batik. Tidak hanya Batik Bogor Tradisiku, tetapi juga batik yang ada di Indonesia.

Selain itu, Wali Kota Bogor Bima Arya dan sang istri Yane Ardian serta Sekda Kota Bogor Ade Sarip Hidayat juga didaulat menjadi model dadakan memperkenalkan motif terbaru Batik Bogor Tradisiku, yakni motif Cisadane.

Bima pun mengimbau kepada pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemkot Bogor khususnya dan warga Kota Bogor agar menggunakan batik Bogor sebagai salah satu bentuk pelestarian batik.

“Setiap Jumat harus memakai batik Bogor. Pro­duksi­nya orang Bogor. Batik juga harus sama, ada batik Tradisiku, Handayani Geulis, dan yang lainnya,” ujarnya.

Saat ini, kata Bima, motif batik khas Bogor lebih beragam. Mulai dari motif angkot, hujan hingga motif Cisadane. ”Pelestarian batik ini pun harus dimulai. Semua orang memiliki banyak ide, gagasan dan banyak mimpi, tetapi tidak semua bisa untuk berani mengawali dan memulai,” katanya.(rah/*)