CIJERUK-Banyaknya masyarakat Kabupaten Bogor yang awam terhadap pembagian dana rumah tidak layak huni (rutilahu), membuat mereka tak selalu berpikir positif. Tak sedikit dari mereka yang merasa diperlakukan tidak adil dengan pencairan dana tersebut.
Seperti diungkapkan warga Kampung Citiis RT 01/04, Desa Warung Menteng, Kecamatan Cijeruk, Ucum (45). Ia merasa kecewa dengan bantuan rutilahu berupa material barang bangunan.
”Saya bingung karena dapat satu engkel pasir, tiga kaleng cat, delapan lembar eternit dan paku dua kilogram. Selain itu dikasih juga 1.500 batako, 15 sak semen, 15 lembar asbes, 30 batang kaso dan uang tunai untuk tukang Rp700 ribu. Itu pun dikasih setelah ditegur,” terangnya kepada Radar Bogor, kemarin (21/1).
Ironisnya, belum semua barang-barang tersebut terealisasikan. Pembangunan rumahnya juga belum ditengok perangkat desa. Alhasil, kini terbengkalai.
Ucum juga mengatakan, pihak desa pernah memintanya untuk melanjutkan renovasi dengan dana pribadi. ”Boro-boro mau lanjutin dan membeli bahan material, makan sehari-hari saja bingung,” keluhnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kades Warung Menteng Maman mengaku tidak mengetahui keterlambatan pencairan dana rutilahu tersebut. Ia mengatakan, semua urusan terkait RTLH sudah diserahkan kepada tim pengelola kegiatan (TPK) desa.
”Jika masih ada penerima rutilahu dan bangunannya belum selesai, insya Allah kami akan musyawarahkan kembali agar segera dibereskan. Dan, barang kekurangannya akan dikirim lagi, karena yang mendapat rutilahu di desa kami ini bukan satu warga saja,” bebernya.
Ia menambahkan, di wilayahnya terdapat 30 penerima bantuan dan akan diperbaiki secara bertahap. ”Untuk 15 kepala keluarga (KK) pembangunan telah dilakukan. Sisanya akan menyusul. Kemungkinan warga yang mengeluh masuk penerima tahap kedua,” pungkasnya. (dka/c)