25 radar bogor

Indocement Bedah Buku Bakti bagi Bumi

PEDULI NEGERI: Para siswa mendapat pernghargaan dari PT Indocement yang diserahkan di sela-sela kegiatan bedah buku Bakti bagi Bumi. Buku ini berisi kumpulan kegiatan CSR PT Indocement, baik di bidang lingkungan maupun pemberdayaan masyarakat.
PEDULI NEGERI: Para siswa mendapat pernghargaan dari PT Indocement yang diserahkan di sela-sela kegiatan bedah buku Bakti bagi Bumi. Buku ini berisi kumpulan kegiatan CSR PT Indocement, baik di bidang lingkungan maupun pemberdayaan masyarakat.

KLAPANUNGGAL–PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk terus berkomitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan. Khususnya di wilayah sekitar perusahaan. Kemarin (18/1) Indocement menyambangi SMP Bantar Jati Kecamatan Klapanunggal untuk membedah buku bertajuk Bakti bagi Bumi sebagai pembelajaran bagi anak sejak usia dini.

Direktur Utama Eksekutif PT Indocement Tbk Kuky Permana mengatakan, buku tersebut mengenai kumpulan-kumpulan kegiatan CSR perusahaan. Isinya pun beragam. Mulai pelestarian lingkungan, pemberdayaan masyarakat, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan tentang iklim lingkungan. “Topiknya tidak jauh dari pilar-pilar itu, makanya kita harus berbuat sesuatu,” ujarnya kepada Radar Bogor, kemarin (18/1).

Ia melanjutkan, pembinaan yang dilakukan, dampaknya memang tidak terasa begitu cepat. Namun itu harus tetap diawali, seperti mulai dari lingkungan sekolah. Para siswa yang menjadi sasaran harus dibekali sejak dini. Sebab, yang harus dipikirkan adalah masa yang akan datang. Di mana mereka adalah generasi penerus bangsa yang harus juga menik­mati kehidupan yang lestari. “Anak-anak mulai SMP adalah potensi, maka kita isi mereka dengan wawasan kecintaannya pada lingkungan,” tuturnya.

Saat ini, sambungnya, Indocement juga berupaya untuk mengubah bahan bakar pengolahan semen dari batu bara menjadi sampah rumah tangga atau industri. Sehingga akan menjadi bahan bakar ramah lingkungan dan bisa mengurangi kadar gas CO2. Bahkan, sampah tersebut akan disuplai dari Tempat Pem­buangan dan Pengelolaan Akhir Sampah (TPPAS) Nambo Kecamatan Klapanunggal. “Kami sudah teken kontrak, per hari suplai sampah 500 ton. Namun masalahnya, sampai saat ini TPPAS tersebut belum memproduksi bahan bakar yang kami pesan karena pembangunan fisik di lokasi belum selesai,” imbuhnya.

Menurutnya, menjaga dan melestarikan lingkungan bukan hanya dari pemerintah atau pihak swasta saja. Masyarakat juga harus terlibat aktif di dalamnya. Hal itu memang bukan perkara mudah. Namun, dirinya yakin jika dilakukan secara perlahan namun pasti, maka pola pikir masyarakat juga akan berubah serta sadar akan pentingnya kelestarian lingkungan. “Kami tak akan berhenti menyosialisasikan hal ini kepada anak-anak sekolah, baik yang bernaung di bawah yayasan Indocement maupun sekolah lainnya. Kami bersyukur usaha berat ini berhasil, di mana ada beberapa sekolah berwawasan lingku­ngan dari mulai tingkat ka­bupaten, provinsi hingga nasional,” ungkapnya.

Sementara itu, Dosen Teknik Lingkungan Institut Teknik Bandung (ITB) yang juga menjadi narasumber dalam acara tersebut, Asep Sofyan mengungkapkan, langkah Indocement perlu diapre­siasi. Sebab, melalui sosialisasi dan kampanye penyelamatan serta pelestarian lingkungan hidup tak bisa hanya dilakukan sesekali. Tetapi terus secara berkelanjutan.

“Saya harap ini menjadi con­toh bagi pe­ru­sahaan lain­nya, khususnya yang dalan produk­sinya menim­bulkan limbah,” pungkasnya.(rp2/c)