25 radar bogor

Ada Kegagalan Struktur Mezanin

FOTO:MIFTAHULHAYAT/JAWA POS OLAH TKP: Petugas tim Labfor Polri memeriksa selasar di lobi utama gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa (16/1).
FOTO:MIFTAHULHAYAT/JAWA POS
OLAH TKP: Petugas tim Labfor Polri memeriksa selasar di lobi utama gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa (16/1).

JAKARTA–Masalah struktur bangunan menjadi alasan ambruknya mezanin di lantai 1 tower II gedung Bursa Efek Indonesia (BEI). Pihak pengelola gedung kemarin (16/1) membeberkan hasil penilaian dari konsultan yang telah ditunjuk untuk meneliti struktur gedung BEI.

Direktur PT Cushman & Wakefield Indonesia Farida Riyadi mengatakan, pihaknya telah menggandeng beberapa konsultan independen. Para konsultan tersebut berasal dari Laboratorium Struktur dan Material Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI), PT Gistama Intisemesta, PT Arkonin, dan PT Rematha Daksa Optima.

Hasil penilaian dari tim konsultan tersebut adalah, struktur yang mengalami kegagalan adalah struktur sekunder yang tidak memengaruhi bagian lain dari bangunan. Sedangkan struktur utama bangunan tidak mengalami kegagalan.

“Kegagalan dimulai dari kapasitas sambungan peng­gantung lantai mezanin yang terlampaui,” kata Farida saat konferensi pers kemarin. Dia menjelaskan, masing-masing tower I dan II adalah bangunan inde­penden yang secara struktu­ral terpisah satu sama lain. Meski yang ambruk hanya struktur sekunder pada selasar di tower II, penilaian dari tim konsultan independen tetap dilakukan pada seluruh selasar di semua tower.

Sejak selasar di tower II ambruk pada Senin (15/1) lalu, pengunjung tidak diperbolehkan berjalan di selasar. Hari ini, gedung BEI tower II dapat berfungsi secara normal. Namun, selasar di kedua tower sama-sama belum bisa digunakan. Jika karyawan maupun pengunjung ingin melintas dari tower I ke tower II atau sebaliknya, harus turun ke lantai ground dan melewati lobi.

Farida dan tim konsultan belum dapat memastikan kapan selasar di tower I dan II bisa dilewati kembali. Yang jelas, konstruksi kedua tower masih dinilai aman sehingga semua tower di gedung BEI dapat beroperasi seperti semula. Sementara itu, dia juga belum memastikan kontraktor yang akan mengerjakan perbaikan struktur sekunder yang rusak.

Farida juga menampik tuduhan bahwa pemeriksaan di gedung BEI dipersulit. Dia mengaku siap memberi informasi apa pun terkait penilaian gedung BEI. Dia juga siap menanggung seluruh biaya perawatan korban akibat ambruknya selasar di tower I gedung BEI.

Sementara itu, kemarin beredar laporan tidak resmi (unofficial) mengenai kajian teknis pendahuluan kegagalan bangunan gedung tower II BEI dari Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di kalangan wartawan.

Laporan itu menyebutkan kegagalan bangunan pada selasar dapat terjadi karena beberapa hal. Yakni, sling putus, penjepit sling terlepas, baut tidak kencang, baut patah, penurunan kekuatan sling, baut atau penjepit akibat korosi (karatan) dan robeknya pertemua baja dengan beton kolom.

Di luar bursa, pihak kepolisian menilai selasar atau mezanin BEI yang roboh melukai 73 korban berpotensial mengarah pada pidana. Hal tersebut bergantung pada temuan Polri terkait penyebab ambrolnya selasar tersebut. Apakah ada unsur kelalaian atau tidak.

Kadivhumas Polri Irjen Setyo Wasisto menuturkan, ambruknya selasar ini diselidiki penyebabnya oleh Polda Metro Jaya dengan bantuan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri. Bila penyebab itu memenuhi unsur, seperti adanya kelalaian dan kesengajaan. Bisa jadi ada proses hukum yang dijalankan. ”Pidana bergantung unsur yang ditemukan dan berdasarkan bukti,” terangnya.

Unsur itu akan diketahui dengan berbagai metode yang dilakukan penyidik. Langkah yang dilakukan dengan memeriksa saksi dan melihat hasil dari laboratorium forensik yang sudah dikerjakan selama dua hari ini. ”Kalau ditanya penyebabnya, saya tidak mau berandai-andai,” terangnya.(rin/idr/and)