Kabar itu sampai ke telinga relawan Masyarakat Pejuang Bogor (MPB) Eddy Adhitiya Saputra. Kebetulan, ia tinggal di Kampung Manunggal RT 02/04, tak jauh dari rumah pasangan Jafar dan Sopiah.
Dengan jiwa kepedulian yang tinggi, Edo membawa sang bayi ke Puskesamas Caringin. Selanjutnya, bayi yang masih merah itu dirawat di RSUD Ciawi. Namun, lantaran keterbatasan alat medis, harus dirujuk. Pilihan jatuh ke Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM). ”Alhamdulillah, begitu tiba di sana langsung mendapat penanganan,” ujarnya kepada Radar Bogor, kemarin (15/1).
Sorak sorai malam pergantian tahun 2018 pun tak dihiraukan Edo. Ia harus berjibaku dengan masalah baru. Sang bayi tak memiliki BPJS Kesehatan karena tak ada akta lahir dan identitas lainnya. RSCM memberi batas waktu 3×24 jam untuk menyelesaikan itu. Seorang diri, ia menghadap seluruh instansi di Kabupaten Bogor, hingga diterima Bupati Nurhayanti.
”Kami berjuang sekuat tenaga berkoordinasi langsung dengan ibu bupati dan kepala BPJS agar mengetahui bagaimana caranya agar bayi ibu Siti ini tertolong,” ungkap Edo.
Pada detik-detik terakhir, kartu BPJS Kesehatan si bayi dikeluarkan. Meskipun namanya belum tercatat. Setelah menjalani perawatan selama kurang lebih dua pekan, sang bayi melewati masa kritisnya.
”Alhamdulillah berkat semua dinas dan kepala BPJS, terbantulah bayi Ibu Siti. Saat ini sudah pulang ke pangkuan keluarga dalam kondisi sehat walafiat,” ungkap Edo yang juga berpesan agar seluruh ibu hamil mendaftarkan kandungannya ke BPJS untuk mendapat jaminan kesehatan.
Sementara, Siti Sopiah dan Jafar mengaku lega bisa sampai di rumah dengan selamat. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada bupati, kepala BPJS, dinas sosial serta puskesmas. ”Kami sekeluarga mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh instansi yang membantu biaya operasi. Semoga MPB selalu ada untuk masyarakat yang kurang mampu,” tukasnya.(*/c)