25 radar bogor

Limbah Industri Biang Air Mampet

ilustrasi

BOGOR–Terhambatnya pasokan air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pakuan Kota Bogor menjadi persoalan. Industri yang membuang limbah ke aliran Sungai Cisadane diklaim PDAM sebagai salah satu penyebab.

Direktur Teknik PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor, Syaban Maulana mengatakan, filter di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Dekeng II, Kecamatan Bogor Selatan, rusak lantaran limbah yang dibuang industri di hulu.

Selain itu, diakuinya, buruknya pelayanan PDAM dalam menyalurkan air bersih disebabkan lumpur proyek pembangunan Tol Bogor Ciawi Sukabumi (Bocimi). “Sedimen lumpur Bocimi kan sering banget. Nah, kami juga akan selesaikan upaya pencegahan lumpur ini agar tidak mengendap,” ujar Syaban.

Dampak dari pengendapan limbah yang merusak filter, sambung Syaban, berdampak pada pengaliran air bersih di zona tiga dan zona empat. Terutama daerah tinggi seperti Cimahpar, Pajajaran Regency, Bantarjati, Bogor Baru, dan Tanah Baru.

Saat ini pihaknya terus berupaya mengoptimalkan pengolahan IPA Dekeng. Kata dia, proses optimalisasi baru selesai sekitar 50 persen. Beberapa hari ini pun prosesnya terganggu karena kerusakan disebabkan limbah industri.

Pencucian filter yang seharusnya sembilan jam dibersihkan menjadi tiga jam sekali. “Filter itu kan menyaring. Nah limbah itu lengket, jadi dicuci. Kemarin filter mampet, jadi kita cuci sampai tiga jam sekali,” jelasnya.

Terkait keberadaan industri tersebut, pihaknya akan melayangkan surat kepada lima industri yang berada di hulu. PDAM pun telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Bogor.

Meski demikian, menurut Syaban, kondisi bak-bak sedimentasi di IPA Dekeng mulai bersih, sehingga sistem pengolahan air baku berjalan normal. “Backwash sisa pengolahan sudah kembali normal,” akunya.

Bagian Transmisi dan Distribusi pun tetap siaga meski kondisi pengaliran sudah normal. “Kami siapkan upaya-upaya alternatif jika suatu saat kembali terjadi gangguan. Mobil tangki sudah siaga di pool-nya,” katanya.

Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya meninjau lokasi IPA Dekeng dan Intake Ciherangpondok, kemarin (15/1). Bima meminta PDAM merencanakan konsep air baku alternatif untuk mengatasi gangguan pelayanan akibat persoalan sampah dan limbah organik.

“Ini program jangka panjang yang harus disusun. Bagaimana PDAM harus mencari konsep air baku alternatif yang baik. Saat ini kita sangat tergantung pada cuaca,” kata Bima.

Menurutnya, gangguan pelayanan air bersih PDAM di sebagian wilayah zona tiga dan empat akhir pekan lalu diakibatkan limbah organik dan endapan lumpur imbas dari pembangunan tol di daerah hulu yang menyebabkan debit produksi berkurang. “PDAM harus gerak cepat membersihkan limbah itu,” tegasnya.

Langkah lain, Bima meminta PDAM mencari solusi untuk penanganan limbah organik yang masuk IPA Dekeng. “Walaupun (gangguan akibat limbah organik dan sampah) tidak setiap hari, tapi perlu dicarikan cara penanggulangannya secara serius,” kata Bima.

Tak hanya itu, pemkot juga akan berkordinasi dengan Pemkab Bogor untuk mengatasi pabrik dan industri yang bandel membuang limbahnya ke Sungai Cisadane yang menjadi sumber air baku PDAM. Hal ini karena pabrik-pabrik itu kebanyakan berada di Kabupaten Bogor. “Saya akan mengomunikasikan dengan ibu bupati (Bupati Bogor, Nurhayanti),” ujarnya.

Lebih lanjut Bima pun menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat, terutama pelanggan PDAM, atas gangguan pelayanan yang terjadi beberapa hari ini.

Dia juga meminta PDAM lebih gencar menyampaikan informasi mengenai gangguan pelayanan kepada masyarakat. “Bagian teknisnya harus lebih sigap mengantisipasi penurunan volume air yang diakibatkan karena limbah,” pintanya.

Selain di dua tempat tersebut, Bima sempat meninjau anak Sungai Cisadane dan lokasi pembangunan tol di daerah Caringin didampingi Direktur Utama PDAM Kota Bogor Deni Surya Senjaya bersama Direktur Teknik Syaban Maulana dan Direktur Umum Rino Indira Gusniawan.

Sebelumnya diberitakan, krisis air masih terjadi di Bogor. Warga Cimanggu Kecil, Kecamatan Tanahsareal, dan kompleks Baranangsiang IV Blok C/D, Kota Bogor, sudah berbulan-bulan mengalami krisis air bersih.

Setelah gangguan produksi akibat limbah organik dan sampah pada akhir pekan lalu, pelayanan air bersih ke pelanggan mulai normal kemarin (15/1).

Warga kompleks IPB Bara­nangsiang IV Blok C/D, Ruhiat (17) mengatakan, pasokan air bersih dari PDAM saat ini telah berjalan normal. Namun, masih tercium bau kaporit yang menyengat dari air tersebut. Dia pun menggunakan air hanya untuk keperluan mandi dan mencuci saja. “Kalau dikonsumsi takutnya jadi penyakit,” katanya.(cr2/c)